11 April 2016

Skenario Manajemen

Phil menghambur keluar dari kantor Carlo dan merasa bahwa ia telah gagal lagi. Carlo, manajer departmennya, baru saja menolak laporan perkembangannya mengenai proyek Apex tanpa suatu alasan yang benar, piker Phil dengan geram. Laporan itu dibuatnya dengan sangat hati hati dan menggambarkan dengan sangat rinci mengenai setiap pertemuannya dan rincian rancangan yang telah dikerjakan seminggu sebelumnya. Phil sangat teliti dengan hal ini, yang pada akhirnya berharap bahwa laporannya akan membuat Carlo terkesan. Sekarang ia merasa menyesal telah meluangkan waktunya untuk itu.
Setelah duduk sebentar di bangku kerjanya, Phil menyingkirkan laporan, memandang keluar jendela, dan menggerutu. Ia berpikir, mengapa ia berulang kali membuat Carlo marah ? pertengkaran hari ini adalah salah satu dari sekian banyak pertengkaran sejak Phil menjadi asisten manajer Carlo beberapa bulan yang lalu. Phil mengkaji kembali kejadian terakhir di kantor Carlo.
“Persetan, Phil ! buat gambaran secara menyeluruh,” tuntut Carlo. “Saya tidak menginginkan semua rincian ini. Saya tidak mau membuang buang waktu untuk membaca hasil setiap pertemuan yang bertele tele dan mengakhirinya dnegan hal hal yang spesifik. Saya hanya perlu ringkasan dari masalah masalah utama. Itulah sebabnya saya memberimu tugas ini !”.
“Tetapi Anda tidak dapat berbicara mengenai masalah utama jika anda tidak tahu rinciannya,” bantah Phil. “Anda tidak dapat mencapai tahap C dengan melompati tahap A dan B.” “Dalam proyek ini kamu bisa,” Carlo membentak. “Tetapi anda meminta laporan perkembangan yang terinci, apakah saya salah ?”. “ Sepertinya begitu”.
Dan begitulah. Akhirnya pertemuan dihentikan. Tidak ada pujian atas usaha keras Phil dalam menyusun laporannya. Alangkah berbedanya pertemuan pertemuannya ketika ia masih bersama Nathan, bekas pimpinannya, kenang Phil. Nathan menyukai laporan laporannya dan merekomendasikan dirinya sebagai asisten manajer Carlo. Phil telah melihat penilaian kinerja yang sangat bagus yang telah ditulis Nathan mengenai dirinya : teliti, berdedikasi, berorientasi pada tugas, seorang produsen yang dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan batas waktu yang diberikan. Pengalamanya selama sepuluh tahun dalam penjadwalan dan pengendalian produksi telah memberikan nilai yang lebih ketika masih bersama Nathan. Dan Nathan bukan satu satunya pimpinan yang terkesan dengan perencanaan yang cermat dan perhatiannya pada hal hal yang rinci dari Phil. Ia telah menerima penilaian kinerja yang terpuji selama ini.
Phil membuka koper dan menyisipkan setumpuk memo kedalamnya. Phil mengakui ada juga kritik mengenai dirinya di masa yang lalu, ia mengaku pada dirinya sendiri bahwa ia tidak bekerja secara kooperatif dengan department department lain.
Ia seorang yang perfeksionis yang keras kepala. Untuk mencapai tujuannya ia rela mengorbankan orang lain. Memiliki semangat tim yang rendah dan tidak membina suatu hubungan yang baik. Terlalu banyak penekanan pada hal semacam itu sekarang ini, piker Phil. Itu bukanlah hal yang penting agar pekerjaannya bisa terlaksana.
Perjalanan pulang terasa lama. Selama mengemudi, Phil terus berpikir tentang pimpinannya. Lucunya, ia begitu mengagumi Carlo sebelum ia bekerja dengan nya, ia merenung. Ia menyukai sikap Carlo yang menuntut dan sok berkuasa. Dalam pertemuan pertemuan, Carlo begitu kuat dan otoriter sebagaimana mestinya seorang manajer, piker Phil. Staf yang lain telah memperingatkan bahwa Carlo kadang kadang kasar, tetapi Phil piker ia bisa mengatasi hal tersebut. Ia berorientasi pada prestasi seperti halnya Carlo. Tapi ya.. Tuhan, pesaing macam apa dia ! Carlo tidak memberikan kepercayaan kepada siapapun dan tidak peduli bagaimana ia mendapatkannya. Ia piker ia dapat melakukan segala sesuatu dengan menjadi sombong, karena ia memiliki pengetahuan yang luar biasa. Seorang ahli strategi yang brilian, kata orang. Tetapi dengan semua intuisinya, Phil berpikir, ia berani bertaruh bahwa Carlo tidak dapat menyiapkan sebuah laporan yang lebih baik dari yang ia berikan padanya hari ini. Mengapa orang seperti Carlo dapat dipromosikan ? berbicara mengenai semangat tim ? Haa! Orang itu tidak mempunyai semangat tim sama sekali !.
Ia punya gagasan. Ia akan berbicara pada Lois besok. Lois adalah seorang manajer proyek untuk program yang lain dan telah bekerja pada Carlo lima tahun terakhir ini. Kebanyakan tanggung jawabnya sama dengan Phil. Sejauh ini Phil bisa menyimpulkan bahwa Lois dan Carlo punya hubungan yang baik. Kenyataannya, Lois tampaknya bisa bergaul baik dengan siapa saja, baik dengan pimpinan,rekan dan juga bawahan. Lois seorang pendengar yang baik dan seorang pembicara yang hangat dan bersemangat. Ia telah membangun reputasi sebagai pemecah masalah yang mengganggu. Ia pasti punya beberapa pandangan atau masukan mengenai Carlo. Phil menyusun rencana untuk makan siang dengan nya segera.
Keesokan harinya mereka bertemu pas jam makan siang, Phil mulai berbicara, Lois mendengarkan Phil dengan seksama. Kadang kadang ia berbisik, “Saya tahu apa yang anda maksud” atau “Saya bisa memahami mengapa anda mempunyai perasaan demikian”. Phil terdorong oleh perhatiannya yang tulus. Kemudian giliran Lois yang berbicara. Ia bicara mengenai hubungan antar pribadi dalam perusahaan, dan mengembangkan subjek pembicaraan tersebut. Segera ia berbicara mengenai arti dan nilai membangun jaringan dalam divisi dan mengetahui apa yang membuat orang tergerak untuk melakukan sesuatu. Ia berbicara tentang perhatian yang tertuju pada konsep konsep yang global dan kemungkinan kemungkinan yang lebih luas ketimbang sekedar memusatkan pada hal hal yang rinci.
“Rincian membuat anda menjadi lamban, Phil,” kata Lois. “Itu membosankan. Fakta tentu saja penting, tetapi bukan berarti segala galanya. Carlo tidak sabar dengan rincian rincian”. “Tetapi orang harus memperhatikan fakta,” bantah Phil. “Anda tidak bisa hanya membicarakan sesuatu yang abstrak tanpa tahu jelas rinciannya ! Saya harus bisa melakukan segala sesuatu dengan cara saya. Jika Carlo begitu benci dengan rincian rincian, setidak tidaknya ia harus menghargai kalau saya memperhatikan hal itu demi dia!”.
Ketika makan siang berlangsung, Phil merasakan simpati Lois kepadanya berubah menjadi kritik yang tidak begitu tajam. Ia menerima komentar Lois sebagai suatu serangan yang bersifat pribadi mengenai caranya melakukan sesuatu. Mereka akhirnya melewatkan acara minum kopi dan makan makanan pencuci mulut dan kembali ke kantor masing masing untuk bekerja.
Pertemuan berikutnya antara Carlo dan Phil merupakan suatu malapetaka. Carlo mendengarkan alasan Phil terhadap pendekatannya pada laporan perkembangan dan tidak berkata apa apa. Pertemuan itu berakhir dan Phil menjadi lebih keras kepala. Minggu berikutnya, Carlo memindahkan Phil dari proyek Apex dan memberinya tugas untuk memperbaharui system informasi manajemen suatu tugas dimana ia nantinya akan memberikan laporannya kepada manajer yang lain.
Aspek aspek situasi yang dialami Phil mungkin sudah sering didengar. Kisahnya dan kisah lain seperti itu terjadi setiap hari dalam manajemen. Semua pemeran bermain dengan sungguh sungguh dan berdedikasi. Dalam berbagai kapasitas, mereka adalah individu individu yang sangat berbakat. Mereka pada suatu saat bahkan pernah saling menghormati satu sama lain. Tetapi sekarang mereka berada pada suatu arah yang saling bertabrakan. Dengan melihat adanya kecenderungan ini dalam suatu kumpulan individu yang terlibat, apakah situasi ini harus terjadi ? Apakah ini memang sudah diarahkan pada suatu malapetaka dari permulaannya ? Apakah Carlo tidak adil kepada Phil ? Apakah Lois hanya memanipulasi ? Apakah Phil terlalu keras kepala ? Mengapa Lois dan Carlo bisa bekerjasama, sementara Phil dan Carlo tidak ? Gaya manajemen apa yang sedang terjadi disini ? Bagaimana caranya agar situasi seperti ini dapat dicegah ?

Sumber :
Benfari, Robert. 1995. Understanding Your Management Style : Beyond The Myers-Briggs Type Indicators (Memahami Gaya Manajemen Anda). Penerjemah Abdul Rosyid. Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home