Manajer efektif
- Mengatakan kepada orang-orang jauh di muka bahwa anda akan memberi tahu mereka bagaimana cara mereka bekerja
- Memuji orang dengan segera
- Mengatakan kepada orang-orang betapa enak perasaan anda tentang apa yang mereka lakukan dengan benar, dan bagaimana hal itu membantu oraganisasi dan orang-orang lain yang bekerja disana
- Mengatakan kepada orang-orang apa yang mereka lakukan dengan benar-benar spesifik
- berhenti sebentar untuk memberi mereka waktu merasakan betapa enak perasaan anda
- Mengatakan sebelumnya kepada orang-orang bahwa anda akan memberi tahu mereka cara mereka melakukan sesuatu dan dengan kata-kata yang tegas.
- Menegur dengan segera
- Mengatakan kepada orang-orang bagaimana perasaaan anda mengenai apa yang mereka lakukan dengan salah dan katakan dengan tegas
- Berhenti beberapa detik dalam keheningan yang tidak menyenangkan untuk membiarkan mereka merasakan perasaan anda
- Barjabat tangan, atau menyentuh mereka sedemikian rupa sehingga mereka tahu anda secara jujur ada di pihak mereka
- Mengingatkan mereka betapa anda menghargai mereka
- Menegaskan kembali bahwa dalam pandangan anda mereka baik, namun demikian dengan pekerjaan mereka dalam situasi ini
- menyadari bahwa bila teguran selesai, itu benar sudah selesai
- Menetapkan Sasaran-sasaran satu menit
- Memberikan pujian-pujian satu menit
- Memberikan teguran-teguran satu menit
- Mengajukan pertanyaan-pertanyaan singkat dan penting
- Mengatakan kebenaran yang sederhana
- Tertawa, bekerja dan menikmati
Robert L. Katz mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar.
Ketiga keterampilan tersebut adalah:
- Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top
manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan
gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian
haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan
atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang
kongkret itu biasanya disebut sebagai proses
perencanaan atau planning.
Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk
membuat rencana kerja.
- Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi
dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang
lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif
harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan
komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan
merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan.
Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas,
menengah, maupun bawah.
- Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer
pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan
untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program
komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain
tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
- Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang
manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin
mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai
manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia
bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji
Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana
dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan
perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil
dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset
berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi
produktivitas perusahaan.
- Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan
menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah
yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga
langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus
mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk
menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada
dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer
harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan
mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
Labels: TUGAS KULIAH
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home