6 June 2012

Teori Lima Jari dalam Pemerintahan




Dari jari tangan kita tersirat gagasan besar tentang hakikat mengatur Negara, dengan memakai perumpamaan itu dapat di sebutkan :

1.     Jari kelingking
Jari paling kecil adalah sebagai rakyat, rakyat sebagai bagian dari institusi Negara memang segmen paling kecil dan sering di jadikan sebagai pelengkap penderitaan.

2.      Jari manis
Jari manis di ibaratkan sebagai seniman, sesuai namanya, seniman merupakan pemanis kehidupan. Seniman akan memberi warna pada denyut nadi kehidupan berbangsa dan bernegara. Tak bisa dibayangkan jika dalam sebuah Negara tidak ada seorangpun seniman, atau Negara yang terlalu banyak membungkam kreasi seni para senimannya seperti zaman orde baru yang telah lalu

3.      Jari tengah
Jari tengah adalah golongan swasta, pemilik modal dan konglomerat
Memang benar, pada nyatanya di Negara kita golongan ini lah yang paling banyak menonjol dalam pergerakan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia ini, tanpa mereka pembangunan di Indonesia akan sulit tercapai. Pemilik modal/pihak swasta merupakan bagian terpenting dalam sebuah Negara yang sudah modern atau menuju kepada modern. Pihak swasta dan para konglomerat merupakan pelaku utama dalam kehidupan ekonomi di Negara ini.

4.      Jari telunjuk
Jari telunjuk adalah golongan orang-orang cendekiawan, cendekiawan merupakan orang yang menggunakan kecerdasannya untuk menggagas, memberikan masukan kepada penguasa dan berperan aktif dalam jalannya pemerintahan di Negara ini. Tidak bisa dipungkiri, golongan cendekiawan merupakan bagian utama dalam sebuah Negara, karena dengan pemikirannya, gagasannya dan kecerdasannya mereka mampu merumuskan dan memberikan arahan yang positif kepada penguasa untuk melakukan tindakan yang terarah.

5.      Ibu jari atau jempol
Ibu jari atau jempol adalah golongan penguasa, kaitannya dengan pemerintahan adalah seorang kepala Negara. Kepala Negara yang baik tentu akan memperhatikan nasib rakyatnya, memperhatikan kecukupan sandang, pangan dan papannya supaya bisa hidup layak seperti yang lainnya. Jempol merupakan ibu jari yang bisa merangkul jari kelingking. Sudah sepantasnya sebagai kepala Negara, seorang presiden yang baik merangkul rakyatnya.
( Dikutip dari buku Strategi Bisnis karya AM. Lilik Agung )

Jari kelingking atau rakyat merupakan hal yang esensial untuk selalu diperhatikan, jika tidak adanya kelingkin maka fondasi jari kita tidak akan sempurna dan tidak lengkap. Jempol tanpa keempat jari lainnya akan lemah dan tak berdaya, demikian pula sebaliknya, jari tangan akan kuat dan kokoh jika bersatu dan dikepalkan.
Dalam kehidupan bernegara, presiden merupakan pangkal dalam sebuah pengambilan keputusan, maju mundurnya Negara ini adalah bagaimana dalam menerapkan sebuah kebijakan yang tepat dalam suasana yang tepat.
Presiden sebagai ibu jari dapat merangkul jari kelingking dengan mudah, harusnya hal itu di terapkan oleh presiden kita untuk mau mendengarkan nasib dari rakyatnya dari sabang sampai merauke yang menderita karena aspek-aspek tertentu.
Presiden sebagai gambaran ibu jari jangan selalu tegak karena hal itu merupakan aksen negative dalam sebuah tatanan Negara, jika kita cermati dalam teori lima jari ini, jari kelingking sebagai rakyat tidak dapat menyentuh ibu jari yang tegak. Dalam kaitannya dengan hal seperti ini, ibu jari lah yang merangkul jari kelingking untuk bersatu dan bahu membahu dalam menjalankan roda pemerintahan di Negara ini. Ibu jari harus terbuka terhadap jari kelingking, ibu jari jangan selalu tegak dengan tidak mau mendekati jari kelingking.
Ibu jari adalah pemeran utama dalam sebuah tatanan pemerintahan, karena ibu jari merupakan pengambil keputusan yang final, jari tengah tidak akan lancar menjalankan sebuah aktivitas pembangunan atau melakukan kegiatan perusahaannya  tanpa adanya izin dari ibu jari yang mempunyai wilayah dan kebijakan.
Ibu jari atau jajaran pemerintahan memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah kegiatan ekonomi, kegiatan diplomatic, kegiatan pembelajaran dan kegiatan lainnya. Seorang seniman akan dengan mudah melakukan aksi dan kegiatannya apabila langkah mereka di dukung oleh jajaran pemerintah atau ibu jari dengan menerapkan kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan aspirasi yang di inginkan oleh para seniman.
Para cendekiawan, erat kaitannya dalam proses pembelajaran, harus tunduk kepada kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak pemerintah, karena pemerintah berwenang mengurusi dan menetapkan kebijakan yang selaras dengan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
Dalam teori lima jari ini, ibu jari yang baik harus terbuka dan saling bahu membahu dengan ke empat jari lainnya supaya dapat menciptakan cita-cita yang di inginkan dalam UUD 1945.
Jadi erat kaitannya dalam penerapan teori lima jari dalam pemerintahan ini adalah rakyat, seniman, pengusaha ataw pihak swasta, para cendekiawan dan kepala Negara merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling melengkapi satu sama lainnya.

Aang Abdu Muamar Rouf
Mahasiswa Adm. Negara
UIN SGD Bandung
Cibiru-Kota Bandung

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home