Skenario Manajemen
Phil menghambur keluar
dari kantor Carlo dan merasa bahwa ia telah gagal lagi. Carlo, manajer
departmennya, baru saja menolak laporan perkembangannya mengenai proyek Apex
tanpa suatu alasan yang benar, piker Phil dengan geram. Laporan itu dibuatnya
dengan sangat hati hati dan menggambarkan dengan sangat rinci mengenai setiap
pertemuannya dan rincian rancangan yang telah dikerjakan seminggu sebelumnya.
Phil sangat teliti dengan hal ini, yang pada akhirnya berharap bahwa laporannya
akan membuat Carlo terkesan. Sekarang ia merasa menyesal telah meluangkan
waktunya untuk itu.
Setelah duduk sebentar
di bangku kerjanya, Phil menyingkirkan laporan, memandang keluar jendela, dan
menggerutu. Ia berpikir, mengapa ia berulang kali membuat Carlo marah ?
pertengkaran hari ini adalah salah satu dari sekian banyak pertengkaran sejak
Phil menjadi asisten manajer Carlo beberapa bulan yang lalu. Phil mengkaji
kembali kejadian terakhir di kantor Carlo.
“Persetan, Phil ! buat
gambaran secara menyeluruh,” tuntut Carlo. “Saya tidak menginginkan semua
rincian ini. Saya tidak mau membuang buang waktu untuk membaca hasil setiap
pertemuan yang bertele tele dan mengakhirinya dnegan hal hal yang spesifik.
Saya hanya perlu ringkasan dari masalah masalah utama. Itulah sebabnya saya
memberimu tugas ini !”.
“Tetapi Anda tidak
dapat berbicara mengenai masalah utama jika anda tidak tahu rinciannya,” bantah
Phil. “Anda tidak dapat mencapai tahap C dengan melompati tahap A dan B.”
“Dalam proyek ini kamu bisa,” Carlo membentak. “Tetapi anda meminta laporan
perkembangan yang terinci, apakah saya salah ?”. “ Sepertinya begitu”.
Dan begitulah. Akhirnya
pertemuan dihentikan. Tidak ada pujian atas usaha keras Phil dalam menyusun
laporannya. Alangkah berbedanya pertemuan pertemuannya ketika ia masih bersama
Nathan, bekas pimpinannya, kenang Phil. Nathan menyukai laporan laporannya dan
merekomendasikan dirinya sebagai asisten manajer Carlo. Phil telah melihat
penilaian kinerja yang sangat bagus yang telah ditulis Nathan mengenai dirinya
: teliti, berdedikasi, berorientasi pada tugas, seorang produsen yang dapat
menyelesaikan tugas sesuai dengan batas waktu yang diberikan. Pengalamanya
selama sepuluh tahun dalam penjadwalan dan pengendalian produksi telah
memberikan nilai yang lebih ketika masih bersama Nathan. Dan Nathan bukan satu
satunya pimpinan yang terkesan dengan perencanaan yang cermat dan perhatiannya
pada hal hal yang rinci dari Phil. Ia telah menerima penilaian kinerja yang
terpuji selama ini.
Phil membuka koper dan
menyisipkan setumpuk memo kedalamnya. Phil mengakui ada juga kritik mengenai
dirinya di masa yang lalu, ia mengaku pada dirinya sendiri bahwa ia tidak
bekerja secara kooperatif dengan department department lain.
Ia seorang yang
perfeksionis yang keras kepala. Untuk mencapai tujuannya ia rela mengorbankan
orang lain. Memiliki semangat tim yang rendah dan tidak membina suatu hubungan
yang baik. Terlalu banyak penekanan pada hal semacam itu sekarang ini, piker
Phil. Itu bukanlah hal yang penting agar pekerjaannya bisa terlaksana.
Perjalanan pulang
terasa lama. Selama mengemudi, Phil terus berpikir tentang pimpinannya.
Lucunya, ia begitu mengagumi Carlo sebelum ia bekerja dengan nya, ia merenung.
Ia menyukai sikap Carlo yang menuntut dan sok berkuasa. Dalam pertemuan pertemuan,
Carlo begitu kuat dan otoriter sebagaimana mestinya seorang manajer, piker Phil.
Staf yang lain telah memperingatkan bahwa Carlo kadang kadang kasar, tetapi
Phil piker ia bisa mengatasi hal tersebut. Ia berorientasi pada prestasi
seperti halnya Carlo. Tapi ya.. Tuhan, pesaing macam apa dia ! Carlo tidak
memberikan kepercayaan kepada siapapun dan tidak peduli bagaimana ia
mendapatkannya. Ia piker ia dapat melakukan segala sesuatu dengan menjadi
sombong, karena ia memiliki pengetahuan yang luar biasa. Seorang ahli strategi
yang brilian, kata orang. Tetapi dengan semua intuisinya, Phil berpikir, ia
berani bertaruh bahwa Carlo tidak dapat menyiapkan sebuah laporan yang lebih
baik dari yang ia berikan padanya hari ini. Mengapa orang seperti Carlo dapat
dipromosikan ? berbicara mengenai semangat tim ? Haa! Orang itu tidak mempunyai
semangat tim sama sekali !.
Ia punya gagasan. Ia
akan berbicara pada Lois besok. Lois adalah seorang manajer proyek untuk
program yang lain dan telah bekerja pada Carlo lima tahun terakhir ini.
Kebanyakan tanggung jawabnya sama dengan Phil. Sejauh ini Phil bisa
menyimpulkan bahwa Lois dan Carlo punya hubungan yang baik. Kenyataannya, Lois
tampaknya bisa bergaul baik dengan siapa saja, baik dengan pimpinan,rekan dan
juga bawahan. Lois seorang pendengar yang baik dan seorang pembicara yang
hangat dan bersemangat. Ia telah membangun reputasi sebagai pemecah masalah
yang mengganggu. Ia pasti punya beberapa pandangan atau masukan mengenai Carlo.
Phil menyusun rencana untuk makan siang dengan nya segera.
Keesokan harinya mereka
bertemu pas jam makan siang, Phil mulai berbicara, Lois mendengarkan Phil
dengan seksama. Kadang kadang ia berbisik, “Saya tahu apa yang anda maksud”
atau “Saya bisa memahami mengapa anda mempunyai perasaan demikian”. Phil
terdorong oleh perhatiannya yang tulus. Kemudian giliran Lois yang berbicara.
Ia bicara mengenai hubungan antar pribadi dalam perusahaan, dan mengembangkan
subjek pembicaraan tersebut. Segera ia berbicara mengenai arti dan nilai
membangun jaringan dalam divisi dan mengetahui apa yang membuat orang tergerak
untuk melakukan sesuatu. Ia berbicara tentang perhatian yang tertuju pada
konsep konsep yang global dan kemungkinan kemungkinan yang lebih luas ketimbang
sekedar memusatkan pada hal hal yang rinci.
“Rincian membuat anda
menjadi lamban, Phil,” kata Lois. “Itu membosankan. Fakta tentu saja penting,
tetapi bukan berarti segala galanya. Carlo tidak sabar dengan rincian rincian”.
“Tetapi orang harus memperhatikan fakta,” bantah Phil. “Anda tidak bisa hanya
membicarakan sesuatu yang abstrak tanpa tahu jelas rinciannya ! Saya harus bisa
melakukan segala sesuatu dengan cara saya. Jika Carlo begitu benci dengan
rincian rincian, setidak tidaknya ia harus menghargai kalau saya memperhatikan
hal itu demi dia!”.
Ketika makan siang
berlangsung, Phil merasakan simpati Lois kepadanya berubah menjadi kritik yang
tidak begitu tajam. Ia menerima komentar Lois sebagai suatu serangan yang
bersifat pribadi mengenai caranya melakukan sesuatu. Mereka akhirnya melewatkan
acara minum kopi dan makan makanan pencuci mulut dan kembali ke kantor masing
masing untuk bekerja.
Pertemuan berikutnya
antara Carlo dan Phil merupakan suatu malapetaka. Carlo mendengarkan alasan
Phil terhadap pendekatannya pada laporan perkembangan dan tidak berkata apa
apa. Pertemuan itu berakhir dan Phil menjadi lebih keras kepala. Minggu
berikutnya, Carlo memindahkan Phil dari proyek Apex dan memberinya tugas untuk
memperbaharui system informasi manajemen suatu tugas dimana ia nantinya akan
memberikan laporannya kepada manajer yang lain.
Aspek aspek situasi
yang dialami Phil mungkin sudah sering didengar. Kisahnya dan kisah lain
seperti itu terjadi setiap hari dalam manajemen. Semua pemeran bermain dengan
sungguh sungguh dan berdedikasi. Dalam berbagai kapasitas, mereka adalah
individu individu yang sangat berbakat. Mereka pada suatu saat bahkan pernah
saling menghormati satu sama lain. Tetapi sekarang mereka berada pada suatu
arah yang saling bertabrakan. Dengan melihat adanya kecenderungan ini dalam suatu
kumpulan individu yang terlibat, apakah situasi ini harus terjadi ? Apakah ini
memang sudah diarahkan pada suatu malapetaka dari permulaannya ? Apakah Carlo
tidak adil kepada Phil ? Apakah Lois hanya memanipulasi ? Apakah Phil terlalu
keras kepala ? Mengapa Lois dan Carlo bisa bekerjasama, sementara Phil dan
Carlo tidak ? Gaya manajemen apa yang sedang terjadi disini ? Bagaimana caranya
agar situasi seperti ini dapat dicegah ?
Sumber :
Benfari, Robert. 1995.
Understanding Your Management Style : Beyond The Myers-Briggs Type Indicators
(Memahami Gaya Manajemen Anda). Penerjemah Abdul Rosyid. Jakarta : Pustaka
Binaman Pressindo
Labels: MANAJEMEN
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home