STRATEGI PERUSAHAAN
Pelajaran Strategi dari Singapore Girl
Singapore
Airlines (SIA) tak pelak merupakan one of the greatest brands dalam
blantika bisnis global. Perusahaan asal negeri singa ini dikenal sebagai
salah satu maskapai penerbangan terbaik di dunia, baik dalam kinerja
keuangan ataupun peringkat kepuasan pelanggan, mengalahkan sejumlah
airliner top lainnya seperti British Airways, Fly Emirates, dan Qantas.
Kisah kecemerlangan Singapore Airlines boleh jadi merupakan sebuah
narasi tentang kejeniusan strategi bisnis dan juga praktek manajemen
kelas dunia. Lalu, pelajaran manajemen apa yang bisa kita petik darinya?
Jika
dieksplorasi secara mendalam, setidaknya terdapat tiga poin pembelajaran yang
bisa dipetik dari kisah kegemilangan bisnis Singapore Airlines, yakni : sentuhan
pelayanan yang sungguh ekselen, inovasi tiada henti, dan keunggulan teknologi.
Mari kita telisik satu persatu.
Tema yang
pertama berkisah tentang proses pelayanan (terutama pengalaman dalam kabin
pesawat) yang selalu dibentangkan dengan amat prima oleh para awak kabin kepada
segenap penumpang pesawat. Itulah rangkaian pelayanan yang dipersonifikasikan
dalam sosok Singapore Girl : sosok gadis rupawan bernuansa oriental, anggun
nan ramah, dalam balutan busana batik melayu rancangan Pierre Balmain, perancang
adi busana dari Perancis. Dalam setiap kampanye periklanannya, pihak SIA secara
konsisten selalu menonjolkan aura Singapore Girl sebagai simbolisasi pelayanan personal
yang sungguh ekselen. Dengan kata lain, sosok Singapore Girl telah dijelmakan
sebagai ikon dengan mana jaminan pelayanan dan pengalaman penerbangan yang
menggetarkan hendak digelarkan.
Toh, dibalik
sosok penampilan yang elegan itu, pihak SIA juga memberikan ribuan jam
pelatihan yang sistematis kepada segenap awak kabinnya. Melalui learning center
yang megah dan modern, pihak SIA secara konstan mendidik dan melatih semua awak
kabinnya – termasuk para Singapore Girls itu — untuk selalu memenuhi standard
pelayanan penerbangan kelas dunia. Itulah yang menyebabkan mengapa dalam setiap
survei kepuasan pelanggan atas in-flight service yang dilakukan oleh pihak
independen, SIA selalu menduduki peringkat nomer satu.
Tema kedua
yang telah menopang kejayaan SIA adalah upaya mereka untuk selalu melakukan
inovasi – terutama dalam soal in-flight services. Pihak SIA-lah yang pertama
kali memperkenalkan personal entertainment system dan video-on-demand
dalam setiap kursi pesawatnya. Mereka menyebutnya sebagai Krisworld. Mereka
juga yang pertama kali memperkenalkan konfigurasi tempat duduk yang bisa
dibentangkan secara sempurna sehingga kita bisa tidur leluasa diatasnya. Dan
kini, dengan kedatangan jumbo rakasasa Airbus A-380, mereka memperkenalkan
kelas suite pertama dalam dunia penerbangan komersial – sebuah kelas yang
dirancang persis dengan kamar hotel berbintang, lengkap dengan kompartemen
khusus (ah lalu terpikir, mungkin asyik juga ber-honey moon di kelas suite itu
– dalam penerbangan delapan jam Singapore – Sydney….:)
Tema ketiga
yang telah menjadi tonggak keberhasilan SIA adalah ini : sebuah kiat untuk
selalu menggunakan pesawat-pesawat jenis baru. Dalam industri penerbangan
komersial dunia, SIA dikenal sebagai maskapai dengan umur rata-rata pesawat
yang paling muda (rata-rata pihak SIA menjual pesawatnya setelah dipakai selama
8 tahun; bandingkan dengan maskapai domestik yang usia pesawatnya bahkan mencapai
umur 20 tahun). Strategi ini diambil dengan dua tujuan.
Yang pertama
untuk penghematan, sebab memelihara pesawat yang usianya muda jauh lebih
efisien dan murah dibanding merawat pesawat yang sudah uzur usianya. Dalam
jangka panjang, pola ini telah menghasilkan penghematan yang luar biasa bagi
kinerja keuangan SIA.
Tujuan lain
dari pemakaian pesawat yang muda usianya adalah untuk membangun reputasi
sebagai maskapai penerbangan yang unggul. Citra maskapai yang modern langsung
terpantul sebab semua jajaran pesawat SIA selalu merupakan seri terbaru – baik
yang diproduksi Boeing, seperti seri 777 (dan sebentar lagi seri 787) ataupun
yang dihasilkan oleh Airbus. Dan cerdiknya, SIA selalu berusaha untuk menjadi
penerbang perdana dari setiap jumbo jet yang diproduksi oleh Boeing ataupun
Airbus (seperti yang dicontohkan dalam penerbangan pertama pesawat rakasasa
Airbus A 380). Maksudnya jelas : dengan menjadi penerbang perdana, mereka akan
bisa meraup publikasi yang amat luas dari beragam media masa global (coba,
media mana yang tidak memberitakan proses penerbangan perdana Singapore
Airlines dengan Airbus A 380?). Dan publikasi gratis ini sungguh merupakan berkah
yang amat positif bagi penegasan citra SIA sebagai maskapai pioner.
Melalui tiga
tema strategis itu – yakni tentang pelayanan yang ekselen, inovasi tiada henti
dan keunggulan teknologi – Singapore Airlines selalu berikhtiar untuk
memberikan pengalaman penerbangan yang mengesankan. Dan dengan sosok Singapore
Girl yang selalu menyapa hangat, siapa yang tak ingin terbang menembus langit
bersamanya?
Labels: MANAJEMEN
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home