8 June 2012

PRODUKSI BIOLA HASIL USAHA KECIL DAN MENENGAH

Ternyata, kelurahan citangtu kab. kuningan punya potensi di bidang seni musik. masyarakat di kelurahan yang berjarak 5 KM dari pusat kota itu, selain tergabung dalam berbagai grup seni juga banyak yang memproduksi alat-alat musik. bukan hanya alat musik tradisional, melainkan juga instrumen musik kontemporer berskala internasional.
Sebut saja Drs. Syahroni (42), seorang uru sekolah dasar warga citangtu. Dia sudah lama menekuni pembuatan biola, gitar akustik, dan gitar elektrik. Buah karya seniman ini mampu dijual ke berbagai took alat music di bandung dan Jakarta. Alat music buah kepiawaiaan tangannya sering juga dipakai para musisi kondang.
Alat music kontemporer di buat syahroni secara apik. Bukan hanya body yang harus di selaraskan dengan standar internasional, kualitas nada suara pun harus mampu bersaing dengan produksi biola buatan luar negeri. Agar terjaga mutunya, pembuatan dilakukan secara seapik mungkin dengan penuh ke hati-hatian. “sebuah biola berstandar internasional saya kerjakan sendiri dirumah di sela-sela waktu mengajar. Paling cepat, sebulan dapat sebuah biola jadi.
Bahan dasar biola tersebut terbuat dari kayu jati dan kayu albasiah. Jati untuk gagang biola dan alat geseknya. Sedangkan albasiah untuk badan biola. Alat ukir yang digunakan sederhana saja, yakni pisau raut, pisau ukir, gergaji, bor kayu dan golok. Kebetulan, bahan baku jati dan albasiah tak perlu dibeli di toko bangunan. Desanya yang berada di dataran tinggi itu sarat dengan tanaman keras.
Membuat biola perlu ketekunan. Panjang gagang biola 40 cm, ujungnya harus terukir dan nyentrik. Begitu juga membuat gembungnya pun perlu kehati-hatian jangan sampai berpengaruh pada nada gesekan dawai (senar). Finishing pun dilakukan secara apik pula. Badan biola yang sudah halus itu dipelutir, setelah berulang kali dijemur dan di dinginkan. Biola-biola jadi yang sudah dilengkapi empat dawai dan sebuah alat gesek buatan syahroni, mampu dimainkan para musisi di pentas.
Bila biola buatan luar negeri harganya jutaan sampai puluhan juta rupiah, biola buatan syahroni paling mahal dijual 1.2 juta rupiah. Khusus untuk grup music pencak silat dan kendang pencak, dia menjualnya dibawah 750 ribu rupiah.
Pembuatan biola tak jauh dengan pembuatan gitar akustik atau gitar eleketrik. Bedanya, bentuk biola lebih kecil dari gitar, namun pengerjaannya penuh ketelitian. Oleh karena itu, dalam sebulan ia mengaku mampu membuat sebuah biola dan dua gitar akustik berstandar internasional. Membuat gitar elektrik beda lagi. Pengerjaannya lebih mudah ketimbang biola dan gitar akustik. Hanya, rumitnya, gitar yang biasa dipakai band itu dilengkapi alat elektronik pada bagian badan gitar.


Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home