ANALISIS EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN
LAPORAN
METODE PENELITIAN SOSIAL
Disusun oleh :
Susan Susanti
Manajemen / C / VI
Fak. Syariah dan Hukum
UIN Sunan Gunung Djati
Bandung
2012
BAB I
METODE PENELITIAN SOSIAL
Disusun oleh :
Susan Susanti
Manajemen / C / VI
Fak. Syariah dan Hukum
UIN Sunan Gunung Djati
Bandung
2012
BAB I
Perusahaan pada dasarnya membutuhkan
modal yang cukup dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Tanpa adanya modalaktivitas usaha tidak dapat dijalankan (Sudarsono dan Edilius, 2002:169). Modal
tersebut berasal dari kekayaan yang dimiliki perusahaan tersebut. Selain
digunakan dalam operasi perusahaaan sehari-hari, modal kerja menunjukkan
tingkat keamanan atau margin of safety para kreditur terutama
kreditur jangka pendek. Adanya modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan
dapat beroperasi seekonomis mungkin sehingga perusahaan tidak mengalami
kesulitan sebagai akibat adanya krisis atau kekacauan keuangan.
Maulana (1992:202) mendefinisikan efisiensi sebagaiperbandingan antara keluaran dan masukan, jumlah keluaran yang dihasilkan darisuatu input yang digunakan. Efisiensi
juga dapat disebut sebagai daya guna yang mana penekanannya disamping hasil
yang ingin dicapai, juga memperhitungkan pengorbanan untuk mencapai hasil.
Beberapa penelitian empiris dilakukan oleh
Herlina Pujiastuti (2009), Susiani (2005), Wijayanti (2007), dan Kusumardani(2005), menunjukkan bahwa jumlah modal kerja dan efektivitas penggunaan modalkerja secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadapprofitabilitas. Semakin tinggi jumlah modal kerja yang penggunaannya diatur
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran untuk kegiatan operasi perusahaan
sehari-hari akan menguntungkan bagi perusahaan karena di samping memungkinkan
bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan perusahaan tidak mengalami
kesulitan keuangan. Pendeknya periode perputaran modal kerja, makaprofitabilitas perusahaan akan semakin meningkat. Sebaliknya semakin lamaperiode perputaran modal kerja, maka profitabilitas perusahaan akan semakinmenurun.
Penggunaan modal kerja harus dikelola
seefektif mungkin agar profitabilitas perusahaan dapat ditingkatkan. Kebijakan
perusahaan dalam mengelola jumlah modal secara tepat akan mengakibatkan
keuntungan, sedangkan akibat dari penanaman modal kerja yang kurang tepat akan
mengakibatkan kerugian. Agar dapat menilai posisi keuangan suatu perusahaan
dalam menyelesaikan kewajiban– kewajibannya, maka perlu digunakan alat analisis
yang dinamakan rasio Likuiditas, artinya rasio yang memperlihatkan kemampuanperusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Dari perhitungan rasio
ini diharapkan dapat membantu para manajer untuk menilai efektivitas dan efisiensi
modal kerja yang digunakan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Analisis
rasio terhadap modal kerja perusahaan pun sangat perlu dilakukan untuk mengetahui
dan menginteprestasikan posisi keuangan jangka pendek perusahaan serta meneliti
efisiensi dan penggunaan modal kerja dalam perusahaan.
PT. INTI merupakan salah satu badanusaha milik Negara yang bergerak dalam bidang industry telekomunikasi. Berkantor
pusat di Bandung. PT. INTI telah bergerak di bidang telekomunikasi selama
beberapa decade sebagai pemasok utama pembangunan jaringan telepon nasional
yang diselenggarakan oleh PT. Telkom dan Indosat. Berbekal pengalaman dan
kompetensi di bidang telekomunikasi selama lebih dari 30 tahun (di dirikan pada
tahun 1974). PT. INTI telah menggariskan kebijakan-kebijakan organisasi yang
mendukung perubahan orientasi bisnis dan budaya kerja perusahaan yang
berkemampuan untuk bersaing di pasar.
Dalam menjalankan aktivitasnya
sehari-hari, PT. INTI di tuntut untuk mempunyai modal kerja yang cukup. Modal
kerja pada PT. INTI digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan
seperti membayar gaji karyawan, pembelian bahan mentah, dan lain-lain. Dana
atau uang yang telah keluar untuk membiayai operasi sehari-hari berputar
kembali masuk ke perusahaan melalui hasil penjualan produk dan jasa
telekomunikasi. Dengan penjualan produk dan jasa telekomunikasi tersebut
perusahaan diharapkan memperoleh keuntungan atau laba yang akan digunakan lagi
sebagai modal kerja perusahaan untuk periode selanjutnya. Maka dari itu
efisiensi modal kerja perlu dilakukan oleh perusahaan untuk memperlancar
kegiatan yang bermanfaat.
Berdasarkan uraian di atas, penulis
tertarik untuk mengajukan penelitian mengenai “pengaruh efisiensi modal kerja
terhadap tingkat profitabilitas di PT. Industri Telekomunikasi Indonesia”.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanaperkembangan efisiensi modal kerja diPT. Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) Bandung ?
3. Bagaimanapengaruh efisiensi modal kerja terhadap profitabilitas di PT. IndustriTelekomunikasi Indonesia (INTI) Bandung ?
1.3. TujuanPenelitian
1. Mengetahui
Perkembangan Efisiensi modal kerja di
PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) Bandung;
2. Mengetahui
perkembangan profitabilitas di PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI)
Bandung;
3. Mengetahui
pengaruh efisiensi modal kerja terhadap profitabilitas di PT. Industri
Telekomunikasi Indonesia (INTI) Bandung.
1.4. Kegunaan Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, terutama bagi :
1.
Penulis
Untuk mempelajari dan
memperoleh pemahaman terhadap permasalahan mengenai efisiensi modal kerja serta
bagaimana pengaruhnya terhadap profitabilitas perusahaan.
2.
Perusahaan
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan alat evaluasi dalam mengoptimalkan
dana yang ditanamkan dalam modal kerja untuk mendapatkan profitabilitas laba
yang optimum.
3.
Pihak lain
Dapat menjadi bahan
referensi dan tambahan informasi atau masukan dalam pengembangan masalah dan
solusi di bidang kajian yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian
ini dan bidang lainnya pada umumnya, bagi peneliti selanjutnya maupun
pihak-pihak lain yang berkepentingan atas masalah yang sama.
1.5. Kerangka Pemikiran
1. Landasan
teori
a. Efisiensi
modal kerja
Manajemen atau pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangatpenting agar kelangsungan usaha sebuah perusahaan dapat dipertahankan (Hanafi,2005: 125). Kesalahan atau kekeliruan dalam pengelolaan modal kerja akan
menyebabkan buruknya kondisi keuangan perusahaan sehingga kegiatan perusahaan
dapat terhambat atau terhenti sama sekali.
Kesalahan atau kekeliruan dalam pengelolaan modal kerja akanmenyebabkan buruknya kondisi keuangan perusahaan sehingga kegiatan perusahaandapat terhambat atau terhenti sama sekali.
Adanya kelebihan modal kerja dalam sebuah perusahaan dapat disebabkan oleh :
Adanya kelebihan modal kerja dalam sebuah perusahaan dapat disebabkan oleh :
1) Pengeluaran
obligasi/saham dalam jumlah yang lebih dari yang diperlukan.
2) Penjualan
aktiva tak lancar yang tak diganti.
3) Terjadinya
laba operasi yang tidak digunakan untuk pembayaran dividen, untuk pembelian
aktiva tetap atau untuk tujuan lain yang serupa.
4) Konversi
atau perubahan aktiva tetap ke dalam modal kerja.
Konversi perubahan bentuk yang tak disertai dengan penggantian dari aktiva tetap ke dalam modal kerja dengan jalan proses depresiasi, deplesi dan amortisasi.
Konversi perubahan bentuk yang tak disertai dengan penggantian dari aktiva tetap ke dalam modal kerja dengan jalan proses depresiasi, deplesi dan amortisasi.
5) Karena
akumulasi atau penimbunan sementara dari berbagai dana yang disediakan untuk
investasi-investasi dan sebagainya.
Sedangkan terjadinya kekurangan modal kerja menurut Wijaya (1995: 93-96)
dapat disebabkan oleh :
1) kerugian
usaha.
2) Adanya
kerugian luar biasa (Extraordinary Losses). Kerugian luar biasa adalah kerugian
yang tidak disebabkan karena operasi rutin perusahaan.
3) Kebijakan
dividen yang kurang baik.
4) Penggunaan
modal kerja untuk memperoleh aktiva tak lancar.
5) Kenaikan
tingkat harga umum
Indikasi pengelolaan modal kerja yang baik adalah adanya efisiensi modalkerja yang dilihat dari perputaran modal kerja (Husnan, 1997: 98) yang dimulaidari aset kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembalimenjadi kas. Makin pendek periode perputarannya, makin cepat perputarannya
sehingga perputaran modal kerja makin tinggi dan perusahaan makin efisiens yang
pada akhirnya rentabilitas semakin tinggi.
b.
Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaanmemperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modalsendiri (Sartono, 1998: 130). Jumlah laba bersih kerap dibandingkan dengan
ukuran kegiatan atau kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva,
ekuitas pemegang saham untuk menilai kinerja sebagai suatu persentase dari
beberapa tingkat aktivitas atau investasi .
Terdapat beberapa cara untuk
mengukur tingkat profitabiliras perusahaan:
1)
Gross Profit Margin (GPM). Pengukuran ini adalah ukuran
presentase dari setiap hasil penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok
penjualan. Semakin tinggi gross profit margin maka semanik baik.
2)
OperatingProfit Margin (OPM). Pengukuran ini adalah ukuran presentase dari
setiap sisa hasil penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi
selain bunga dan pajak.
3)
Net Profit Margin (NPM). Pengukuran ini adalah ukuran untuk mengukur
presentasi keuntungan perusahaan setelah dikurangi semua biaya dari pengeluaran
termasuk bunga dan pajak.
4)
Returnon Asset (ROA). Pengukuran ini adalah ukuran keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba
dengan aktiva yang tersedia.
5)
Return on Equity (ROE). Pengukurn ini adalah ukuran pngembalian yang
diperoleh pemilik atas investasi di perusahaan.
2. Paradigma
penelitian
Berdasarkan
uraian di atas, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:
|
|
1.6.
Hipotesis
Jika paradigma di
atas dikaitkan dengan masalah penelitian, maka dapat diajukan hipotesis sebagai
berikut bahwa “efisiensi
modal kerja berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas di PT.
Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI)”
Dari hipotesis umum tadi diturunkan
menjadi dua hipotesis khusus, yaitu:
2.1. Efisiensi Modal
Kerja
2.1.1.
Pengertian Modal Kerja
menurut Riyanto (2001:57) terdapattiga konsep pengertian modal kerja, yaitu :
a.
konsep
kuantitatif.
Konsep ini
mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva
lancar, dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam
bentuk semula atau aktiva dimana dana yang tertanam di dalamnya akan dapat
bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian, modal kerja menurut konsep
ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar, atau sering juga disebut
sebagai modal kerja kotor (gross working capital),
b.
konsep
kualitatif.
c.
konsep
fungsional.
Konsep
ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income).
Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan.
Pada dasarnya dana-dana yang dimiliki oleh perusahaan seluruhnya akan digunakan
untuk manghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan, tetapi tidak
semua dana digunakan untuk menghasilkan laba periode ini (current income)
ada sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba
di masa yang akan datang.
2.1.2. Jenis Modal Kerja
Modal kerja
dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu sebagai berikut:
a.
modal
kerja permanen (permanent working capital) yaitu modal kerja yang harus
tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya. Modal kerja
permanen ini dapat dibedakan dalam :
1)
modalkerja primer, yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan
untuk menjamin kontinuitas usahanya,
2)
modalkerja normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan
luas produksi yang normal.
b.
modal
kerja variabel (variabel working capital) yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini
dibedakan antara :
1)
modal
kerja musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena
fluktuasi musim,
2)
modal
kerja siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena
fluktuasi konyungtur,
3)
modal
kerja darurat, yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena keadaan
darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya adanya
pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak).
2.1.3. Pentingnya Modal Kerja
a.
Melindungi
perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva
lancar.
b.
Modal
kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk membayar semua
kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.
d.
Memungkinkan
perusahaan untuk memberikan syarat kredit kepada para pembeli. Kadang-kadang
perusahaan harus memberikan kepada para pembelinya syarat kredit yang lebih
lunak dalam usaha membantu para pembeli yang baik untuk membiayai
perusahaannya.
2.1.4. Penilaian Efisiensi Modal Kerja
Maulana (1992:202) mendefinisikanefisiensi sebagai perbandingan antara keluaran dan masukan, jumlah keluaranyang dihasilkan dari suatu input yang digunakan. Efisiensi juga dapat disebut
sebagai daya guna yang mana penekanannya disamping hasil yang ingin dicapai,
juga memperhitungkan pengorbanan untuk mencapai hasil. Rasio yang digunakan
sebagai indikator efisiensi modal kerja adalah
(Husnan, 1997:550) yaitu :
Rasio ini menggunakan dasar pemikiran
pengukuran keuntungan operasi dari setiap modal kerja bruto yang dimiliki
perusahaan. Semaki besar kemampuan modal kerja tersebut menghasilkan keuntungan
operasi. Konsep modal kerja bruto dipergunakan dengan maksud agar pengukuran
efisiensi tidak dipengaruhi oleh kebijakan pendanaan jangka pendek lainnya.
2.1.5. Pengukuran
Efisiensi Modal Kerja
Bentuk dan jumlah komponen-komponen
modal kerja bervariasi menurut siklus operasional. Untuk mendapatkan jumlah
komponen-komponen yang digunakan dalam aktivitas operasional selama siklus
operasional, efisiensi modal kerja di ukur menurut hari modal kerja Days Working Capital (DWC). Nilai DWC didasarkan pada jumlah
rupiah dalam setiap penjualan, persediaan, dan utang. DWC mempresentasikan
periode waktu antara pembelian hingga penjualan produk kepelanggan, pengumpulan
piutang usaha dan penerimaan pembayaran.
Adapun pengukuran modal kerja adalah
untuk mengelola masing-masing pos aktiva lancar dan hutang lancar sedemikian
rupa, sehingga jumlah Net Working Capital (aktiva lancar dikurangi hutang lancar)
yang diinginkan tetap dipertahankan.
Yang termasuk unsur-unsur efisiensi modal kerja, antara lain
terdiri dari :
a.
Penjualan
adalah penerimaan yang diperoleh dari pengiriman barang dagang atau dari
penyerahan pelayanan dalam bursa sebagai barang pertimbangan.
b.
Persediaan
adalah barang-barang yang disimpan untuk dijual kembali oleh perusahaan.
Persediaan adalah salah satu elemen penting didalam usaha-usaha perusahaan
untuk memperoleh tingkat penjualan yang diinginkan.
c.
Utang
adalah utang yang akan dilunasi dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus
operasi perusahaan.
Dengan demikian, setiap perusahaan harus selalu diawasi,
merencanakan , serta menjaga tingkat modal kerja yang disesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan atau dengan kata lain perusahaan harus melakukan efisiensi
modal kerja.
2.2.
Profitabilitas
2.2.1. Pengertian
Profitabilitas
Profitabilitas merupakankemampuan perusahaan didalam menghasilkan laba. Profitabilitas mencerminkan
keuntungan dari investasi keuangan. Myers dan Majluf (1984) berpendapat bahwa
manajer keuangan yang menggunakan packing order theory dengan laba
ditahan sebagai pilihan pertama dalam pemenuhan kebutuhan dana dan hutang
sebagai pilihan kedua serta penerbitan saham sebagai pilihan ketiga, akan
selalu memperbesar profitabilitas untuk meningkatkan laba. Profitabilityratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan memperolehlaba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri(Agus Sartono, 2008). Rasio ini sangat diperhatikan oleh calon investor maupun
pemegang saham karena berkaitan dengan harga saham serta dividen yang akan
diterima.
Profitabilitas sebagai
tolak ukur dalam menentukan alternative pembiayaan, namun cara untuk menilai profitabilitas
suatu perusahaan adalah bermacam-macam dan sangat tergantung pada laba dan
aktiva atau modal yang akan dibandingkan dari laba yang berasal dari opersai
perusahaan atau laba netto sesudah pajak dengan modal sendiri. Dengan
adanya berbagai cara dalam penelitian profitabilitas suatu perusahaan
tidak mengherankan bila ada beberapa perusahaan yang mempunyai perbedaan dalam
menentukan suatu alternatif untuk menghitung profitabilitas. Hal ini
bukan keharusan tetapi yang paling penting adalah profitabilitas mana
yang akan digunakan, tujuannya adalah semata-mata sebagai alat mengukur efisiensi
penggunaan modal di dalam perusahaan yang bersangkutan.
Rasio profitabilitas dapat diukurdari dua pendekatan yakni pendekatan penjualan dan pendekatan investasi. Ukuran
yang banyak digunakan adalah return on asset (ROA) dan return on
equity (ROE), rasio profitabilitas yang diukur dari ROA dan ROE
mencerminkan daya tarik bisnis (bussines attractive). Return on
asset (ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaaan secara
keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva
yang tersedia di dalam perusahaan. ROA digunakan untuk melihat tingkat
efisiensi operasi perusahaan secara keseluruhan. Semakin tinggi rasio ini,
semakin baik suatu perusahaan.
Salah satu ukuran rasio profitabilitas
yang sering juga digunakan adalah return on equity (ROE) yang
merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan total
modal sendiri yang digunakan. Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi investasi
yang Nampak pada efektivitas pengelolaan modal sendiri. Cara menilai profitabilitas
perusahaan adalah bermacam-macam tergantung dari total aktiva atau
modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan yang lainnya. Agus Sartono (2008), berpendapat bahwa alat yang digunakan menghitung
profitabilitas :
a.
Profit Margin = EBIT /Penjualan
b.
Net Profit Margin = EAT/Penjualan
c.
Return On Equity = EAT/Modal Sendiri
d.
Return On Invesment = EAT/Total aktiva
2.2.2.
Leverage
Leverageadalahpenggunaan asset dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biayatetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Leverage
juga dapat meningkatkan variabilitas keuntungan karena jika
perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih rendah biaya tetapya maka
pengguanaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham.
Konsep
leverage sangat penting terutama untuk menunjukkan kepada analisis keuangan
dalam melihat trade off antara risiko dan keuntungan. Agus Sartono (2008)
memaparkan konsep sebagai berikut:
a. Operating
leverage
Perusahaan
yang memiliki biaya operasi tetap atau biaya modal tetap , maka dikatakan
perusahaan menggunakan operating leverage. Menggunakan leverage operasi
perusahaan mengharapkan bahwa penjualan akan meningkatkan perubahan laba
sebelum bunga dan pajak
yang
lebih besar. Multiplier effect hasil pengguanaan biaya tetap operasi
terhadap laba sebelum bunga dan pajak disebut degree of operating leverage
(DOL). Besar kecilya DOL akan berdampak pada tinggi rendahnya
risiko bisnis perusahaan. Semakin besar DOL, maka semakin besar pula
risiko bisnis yang ditanggung perusahaan.
b. Financial
Leverage
FinancialLeverage adalah pengguanaan sumber dana yang memiliki bebantetap dengan harapan akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besardaripada beban tetapya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagipemegang saham. Multiplier effect yang dihasilkan karena penggunaan dana
dengan biaya tetap dsebut degree of financial leverage (DFL).
Pengguanaa financial leverage yang tinggi mengakibatkan risiko
keuangannya juga meningkat.
c. Combined
leverage
Leverage
kombinasi
terjadi apabila perusahaan memiliki baik operating leverage maupun financial
leverage dalam usahanya untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang
saham biasa. Degree combined leverage (DCL) merupakan multiplier
effect atas perubahan laba per lembar saham karena perubahan
penjuaalan. DCL mengukur keseluruhan risiko perusahaan , DCL
merupakan fungsi dari DOL dan DFL.
Tingkatprofitabilitas dipengaruhi oleh tingkat operating leverage, oleh
karenanya variabilitas profitabilitas aktiva dipengaruhi oleh variabilitas
dari pengunaan biaya tetap. Dengan uraian di atas dapat dikatakan bahwa,
variabilitas profitabilitas aktiva bisa disebut dengan risiko usaha yang
besar kecilnya dipengaruhi oleh biaya tetap yang ditanggung oleh perusahaan.
2.2.3.
Pengaruh Intensitas Modal terhadap profitabilitas perusahaan
Keunikan dari rasio profitabilitas yang
diukur dengan ROE adalah bahwa rasio ini mencerminkan daya tarik bisnis
(business attractiveness). Fluktuasi bisnis perusahaan berdampak
besar terhadap keuntungan pemilik ekuitas bila sebagian modal perusahaan
diungkit (are leveraged) oleh hutang. Brealey et al. (1999)menyatakan bahwa leverage keuangan meningkatkan risiko pemilik modal.
Intensitas modal
merupakan salah satu bentuk keputusan keuangan. Keputusan tersebut ditetapkan
oleh manajemen perusahaan dimaksudkan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Penggunaan Intensitas modal didefinisikan sebagai rasio antar fixed
asset seperti peralatan, mesin dan berbagai property terhadap asset
total. Rasio ini menggambarkan seberapa besar asset perusahaan
diinvestasikan dalam bentuk fixed asset untuk peningkatan profitabilitas
perusahaan.
Pengukuran rasio Perputaran total aktiva
bila dibalik (reciprocal) akan mencerminkan rasio intensitas modal
atau capital intensiveness (Brigham dan Gapensky 1996). Comannor danWilson (1967) menemukan bukti bahwa pada pada tingkat konsentrasi industri yangtinggi rasio ini berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.
(MacMillan et al. 1982) menemukan hasil yang kontradiktif bahwa rasio intensitasmodal perusahaa terbukti berpengaruh signifikan tetapi negatif terhadapsemua sel matrkis portfolio BCG.
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian explanatoris. Penelitian
explanatoris ini berusaha menghubungkan dua variabel atau lebih. Dalam hal ini
efisiensi modal kerja yang berfungsi sebagai variabel independen atau variabel
bebas (dengan notasi statistik X) dan profitabilitas yang berfungsi sebagai
variabrl dependen atau variabel terikat (dengan notasi statistik Y).
3.2. Sumber
Data
Sumber
data dalam peneitian ini adalah:
a) Data
primer, yaitu data yang diperoleh dari PT. Industri Telekomunikasi Indonesia
(INTI), Bandung berupa laporan keuangan.
b) Data
sekunder, yaitu data-data yang diproleh dari study kepustakaan dengan
mempelajari buku-buku yang ada hubungannya dengan masalag yang dirteliti.
3.3. Teknik
Pengumpulan Data
3.3.1.
Penelitian
Lapangan
Mengadakan penelitian langsung kepada PT.
Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI), Bandung untuk memperoleh data primer.
3.3.2.
Library
Research
Teknik
pengimpulan data dengan cara membaca catatan kuliah, buku-buku, majalah dan
sumber lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3.3.3.
Angket
Teknik
pengumpulan dengan menggunakan berbagai pertanyaan untuk kemudian dijawab oleh
sampel populasi yang telah ditentukan. Dalam angket ada jenis angket tertutup
dan angket terbuka. Angket tertutup adalah hanya mencantumkan pertanyaan,
sedangkan angket terbuka adalah mencantumkan pertanyaan dan juga jawaban.
3.3.4.
Dokumentasi
3.4. Uji Hipotesis dan Analisis Data
a. Struktur
variabel yang akan di uji
r.exy
r
|
|
Ket:
X =
efisiensi modal kerja
Y =
profitabilitas
r.X.Y = besarnya pengaruh
efisiensi modal kerja terhadap profitabilitas
r.eXY =
besarnya pengaruh selain modal kerja terhadap proditabilitas
b. Hipotesis
yang akan di uji
Hk = xy ¹ 0
Artinya terdapat pengaruh
signifikan dari X (efisiensi modal kerja) terhadap Y (profitabilitas)
c. Data
dianalisis dengan menggunakan SPSS for windows versi 1.6
Alwi
Syarifuddin, Alat-alat Analisis Dalam Pembelanjaan Perusahaan, Penerbit
:BPFE, Yogyakarta, 1994.
Brigham, F,
Eugene, dan Hoston, F, Joel. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta:
Erlangga.
Eugene F.
Brigham Dan Joel F. Houston, 2006, Manajemen Keuangan, Jilid 3,
Penerbit
: Erlangga, Jakarta.
Ganesan,
Vedaniyagam,2007. “An Analysis Of Working Capital Management
Efficiency In
Telecommunication Equipment Industry”. River Academic
Journal
, Volume
3, Number 2.
Hanafi, M,
Mamduh, dan Halim, Abdul.2005. Analisis Laporan Keuangan
Jangka
Panjang). Yogyakarta: BPFE.
Riyanto,
Bambang.1995. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan.
Yogyakarta:BPFE.
Rangkuti,
Freddy. 2004. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
PT
Gramedia Pustaka Utama.
Sawir, Agnes.
2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Santoso, Agus.
1998. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
BPFE.
S. Munawir,
2001, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty,
Yogyakarta.
T.
Hani Handoko, 2002, Manajemen, Edisi Kedua, BPFE Yogyakarta.
Labels: TUGAS KULIAH
8 Comments:
terima kasih atas infonya!!!
sama-sama kawand
mas mohon ijin ya saya kutip artikelnya, sangat bagus. mohon diijinkan ya. terima kasih
This comment has been removed by the author.
silahkan semoga bermanfaat
This comment has been removed by a blog administrator.
terima kasih,,
This comment has been removed by a blog administrator.
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home