30 November 2012

Penurunan Kemiskinan di jawa barat

Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang telah mendunia dan hingga kini masih menjadi isu sentrak dibelahan bumi manapun. Selain bersifat laten dan aktual, kemiskinan adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh negara-negara berkembang, tetapi dialami juga oleh negara maju seperti inggris dan AS.

Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian : Kemiskinan absolut, kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada dibawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum : sandang, pangan, kesehatan, papan, pendidikan.

Sedangkan kemiskinan relatif adalah pengukuran terhadap seseorang atau sekelompok orang yang sebenarnya telah hidup diatas garis kemiskinan, namun masih berada dibawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedangkan kemiskinan kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.

Pada periode tahun 2000-1010, jumlah penduduk miskin jawa barat menunjukan tren yang menurun. Jumlah penduduk miskin di jawa barat pada bulan Maret 2010 sebanyak 4.773.720 orang (11,27%). Mengalami penurunan sebesar 209.850 dibandingkan kondisi pada bulan Maret 2009 yang berjumlah 4.983.570 orang (11,96).

Dalam kurun waktu setahun terakhir persentase penduduk miskin yang tinggal di daerah perdesaan turun sebesar 0,40% sedangkan di daerah perkotaan turun 0,90%. Secara absolut selama periode Maret 2009-Maret 2010, penduduk miskin di perdesaan berkurang 29.010 orang sementara perkotaan turun sebanyak 180.840 orang.

Persentase penduduk miskin yang tinggal di daerah perdesaan pada bulan Maret 2010 terhadap penduduk miskin jawa barat adalah sebesar 50,76%. Ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan Maret 2009 (49,21%).

Dalam proses penghitungan, besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh garis kemiskinan. Batasan penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah garis kemiskinan.

Selama Kurun waktu Maret 2009-Maret 2010 garis kemiskinan naik sebesar 4,77%, yaitu dari Rp. 191.985,- per kapita per bulan pada Maret 2009 menjadi Rp. 201.138,- pada Maret 2010.

Besarnya garis kemiskinan makanan (GKM) pada Maret 2010 adalah sebesar Rp. 144.942,- dan untuk garis kemiskinan non makanan (GKNM) sebesar Rp. 56.196,- Apabila diperhatikan tampak bahwa peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan sangat dominan dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Gambaran ini menunjukkan bahwa pola konsumsi masyarakat pada tingkat ekonomi rendah lebih dominan untuk pengeluaran kebutuhan makanan dibandingkan non makanan. 


Sumber : hal 19 dari Buku data terpilah statistik gender dan dan anak di provinsi jawa barat tahun 2011 

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home