31 October 2012

Sejarah Majalengka

Majalengka katelah daerah atawa kota anu miboga waktos langkung panjang. Numutkeun beberan ti narasumber, dina abad ka-15 anu ayeuna nami Majalengka, nangtung hiji karajaan Hindu, nyaeta Karajaan Sindangkasih.
Di sakitar tahun 1480 M, Desa Sindangkasih di Ratuan ku anu jenengannana Nyi Rambut Kasih katurunan Prabu Siliwangi anu pageuh nganut Agama Hindu. Ratu masih dulur sareng Rarasantang, Kiansantang sareng Walang Sungsang, anu lebet Agama Islam.
Timana asal ratu di dicaritakeun. Namina Ratu Nyi Rambut sabagian aya nu nyebut Nyi Ambet Kasih anu marentah nagara kalayan bijaksana nu ngajadikeun Nagara Sindangkasih hiji daerah anu aman makmur, Gemah Ripah Loh Jinawi Tata Tentrem Kerta Raharja. 
Rahayatna hirup aman santosa jadi Sindang Kasih meunang gelar sugih mukti anu boga harti beunghar jeung meunang kabagjaan atawa bungah rahayatna. Rahayat Nyi Rambut Kasih lolobana migawe tatanen anu utamana nyaeta melak pare.
Sabagian daerahna nyaeta paleuweungan. Di jero paleuweungan eta salain tina tangkal kayu jati tapi pinuh oge ku tangkal buah maja. Dahan tangkal buah maja lempeng jeung luhur-luhurna dauna leutik jeug rasana pait anu hasiatna pikeun obat panyakit demam. Buahna sarupa jeung buah kawista tapi kulitna rada hipu eusina kawas boled jenis “nikrom” nu sok di beuleum atanapi dibubuy.
Antara tahun 552 – 1570 Cirebon dipimpin ku sa urang wali nyaeta Syarif Hidayatullah Anu disebut Sunan Gunung Jati. Dina waktu harita urang Cirebon ka serang ku panyakit demam nu kacida hebatna jeung loba nu korban. Sunan Gunung Jati ngutus putrana sina indit ka nagara Sindangkasih pikeun neangan buah maja keur ramuan obat keur ngawaraskeun rahayatna – sakaligus keur nyebarkeun Agama Islam.
Pangeran Muhamad angkat nuju ka Sindangkasih disarengan ku istrina nyaeta Nyi Siti Armilah.
Nyi Rambut Kasih Ratu Sindangkasih nu waspada paromana tinggal geus nyaho, rek kadatangan utusan Sunan Gunung Jati. Manehna henteu rela daerahna ditincak anu nganut Agama Islam. Sa encanna kapanggih jeung Pangeran Muhamad, leuweung Sindangkasih anu tadina pinuh ku tangkal maja ngadadak leungit rupa jadi leuweung geledegan teu aya hiji oge tangkal maja di leuweung eta. Pangeran Muhamad kaserang istrina ngarasa kacida jeung kaget, sa eunggeus datang ka Sindangkasih nyatana buah maja teh leungit atawa langka. Tiharita anu diucapkeun ku Pangeran Muhamad jadi buah majaẻ langka, nepi ka ayeuna jadi Majalengka.
Sumber:

Labels:

Pengantar Antropologi

MODUL 1
RUANG LINGKUP ILMU ANTROPOLOGI
Kegiatan Belajar 1

Ruang Lingkup dan Perkembangan Antropologi
Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari umat manusia (anthropos). Secara etimologi, antropologi berasal dari kata anthropos berarti manusia dan logos berarti ilmu. Antropologi memandang manusia sebagai sesuatu yang kompleks dari segi fisik, emosi, sosial, dan kebudayaannya. Antropologi sering pula disebut sebagai ilmu tentang manusia dan kebudayaannya.
Antropologi mulai dikenal banyak orang sebagai sebuah ilmu setelah diselenggarakannya simposium International Symposium on Anthropologi pada tahun 1951, yang dihadiri oleh lebih dari 60 tokoh antropologi dari negara-negara di kawasan Ero-Amerika dan Uni Soviet. Simposium ini menghasilkan buku antropologi berjudul “Anthropology Today” yang di redaksi oleh A.R. Kroeber (1953), “An Appraisal of Anthropology Today” yang di redaksi oleh S. Tax, dkk. (1954), “Yearbook of Anthropology” yang di redaksi oleh W.L. Thomas Jr. (1955), dan “Current Anthropology” yang di redaksi oleh W.L. Thomas Jr. (1956). Setelah simposium ini, di beberapa wilayah berkembang pemikiran-pemikiran antropologi yang bersifat teoritis, sedangkan di wilayah yang lain antropologi berkembang dalam tataran fungsi praktisnya.
Dilihat dari perkembangannya, sejarah antropologi dapat dibagi ke dalam 5 fase yaitu fase pertama bercirikan adanya bahan-bahan deskripsi suku bangsa yang ditulis oleh para musafir, penjelajah dan pemerintah jajahan. Fase kedua, sampai fase keempat merupakan kelanjutannya di mana antropologi semakin berkembang baik mencangkup teori maupun metode kajiannya. Fase ke lima merupakan tahap terbaru yang menunjukkan perkembangan antropologi setelah tahun 1970-an.
Menurut Kontjaraningrat, antropologi di Indonesia hampir tidak terikat oleh tradisi antropologi manapun dan belum mempunyai tradisi yang kuat. Oleh karena itu seleksi dan kombinasi dari beberapa unsur atau aliran dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan masalah-masalah kemasyarakatan yang dihadapi.
Kegiatan Belajar 2
Cabang Ilmu Antropologi dan Hubungannya dengan Ilmu Sosial lainnya
Ruang lingkup dan kajian antropologi memfokuskan kepada lima masalah di bawah ini, yaitu:
  1. masalah sejarah asal dan perkembangan manusia dilihat dari ciri-ciri tubuhnya secara evolusi yang dipandang dari segi biologi;
  2. masalah sejarah terjadinya berbagai ragam manusia dari segi ciri-ciri fisiknya.
  3. masalah perkembangan, penyebaran, dan terjadinya beragam kebudayaan di dunia;
  4. masalah sejarah asal, perkembangan, serta penyebaran berbagai macam bahasa di seluruh dunia;
  5. masalah mengenai asas-asas kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat-masyarakat suku bangsa di dunia.
Berdasarkan penggolongan masalah tersebut, ilmu antropologi terbagi ke dalam 5 cabang ilmu yaitu:
  1. Paleoantropologi
  2. Antropologi Fisik
    Keduanya lebih dikenal sebagai Antropologi Fisik dalam arti “luas”
  3. Prasejarah
  4. Etnolinguistik
  5. Etnologi
    Ketiga terakhir secara luas dikenal dengan sebutan Antropologi Budaya atau Antropologi Sosial.
Spesialisasi yang terjadi pada bidang antropologi memungkinkan terjadinya kerja sama antarbidang ilmu, yaitu antropologi dan bidang lain. Sosiologi menjadi salah satu bidang ilmu yang paling erat dengan antropologi karena dianggap banyak persamaannya. Di beberapa universitas kedua ilmu itu telah dilebur menjadi satu jurusan saja yaitu jurusan antropologi-sosiologi atau sosiologi-antropologi. Keterkaitan antara antropologi dengan beberapa bidang ilmu lainnya, di antaranya adalah dengan ilmu administrasi, Ilmu Politik, Ilmu Sejarah, dan psikologi.

MODUL 2
TEORI EVOLUSI DAN PERKEMBANGANNYA
Kegiatan Belajar 1
Teori Evolusi dan Antropologi

Disiplin ilmu antropologi memperoleh tempat sebagai salah satu ilmu pengetahuan setelah menerapkan teori, konsep, dan metode sebagaimana yang dikembangkan oleh ilmu pengetahuan alam. Salah satu teori yang dipinjam adalah teori evolusi dari disiplin ilmu biologi. Pemikiran evolusionisme Darwin menyatakan bahwa semua bentuk kehidupan dan jenis-jenis makhluk hidup yang ada di muka bumi ini mengalami proses evolusi. Pemikiran evolusi ini diterapkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis proses-proses evolusi sosial budaya masyarakat. Salah satunya adalah pemikiran Herbert Spencer, salah seorang tokoh evolusionis, yang berpendapat bahwa perkembangan masyarakat dan kebudayaan tiap-tiap bangsa di dunia telah atau akan melalui tingkat-tingkat evolusi yang sama (evolusi universal).
Kegiatan Belajar 2
Teori Evolusi dan Antropologi Masa Kini
Pemikiran evolusi multi-linear muncul dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa pemikiran evolusi unilinear, ketika dihadapkan pada bahan-bahan etnografi yang ada, pada kasus-kasus tertentu ternyata tidak berlaku universal. Sehubungan dengan fakta ini maka dikembangkanlah konsep inti kebudayaan untuk menjelaskan garis-garis spesifik perkembangan dalam masyarakat atau kelompok masyarakat. Pokok pikiran dari teori evolusi multi-linear adalah bahwa bagi kebudayaan yang memiliki inti kebudayaan yang kurang lebih sama akan berevolusi mengikuti suatu rangkaian evolusi yang sama meskipun berbeda dalam detil spesifiknya.
Dalam rangka menjelaskan asal mula terjadinya aneka ragam masyarakat dan kebudayaan manusia di seluruh belahan dunia, selain dikenal adanya teori evolusi juga dikenal adanya teori difusi. Menurut pemikiran difusionisme, kebudayaan manusia itu pangkalnya adalah satu dan di suatu tempat tertentu, yaitu pada waktu manusia baru saja muncul di dunia. Kemudian kebudayaan induk tersebut berkembang dan menyebar ke dalam banyak kebudayaan baru dikarenakan pengaruh lingkungan hidup, alam, dan waktu.
Pemikiran darwinisme dan pemikiran evolusionisme pada akhirnya mengalami perkembangan yang memunculkan pemikiran neo-darwinisme dan neo-evolusionisme. Neo-darwinisme berpendapat bahwa masyarakat dan kebudayaan manusia adalah perpanjangan (berasal) dari makhluk hewan yang berwujud manusia – yang berevolusi. Sementara itu di lain pihak neo-evolusionisme berpendapat bahwa evolusi tidak harus selalu diartikan atau disamakan dengan kemajuan, seperti dari kondisi sederhana menjadi kompleks. Perbedaan kedua pemikiran ini menunjukkan apa sesungguhnya manusia, dan perbedaannya dengan makhluk yang lainnya.

MODUL 3
TEORI STRUKTURALISME DAN PERKEMBANGANNYA
Kegiatan Belajar 1
Fungsionalisme dan Struktural-Fungsionalisme

Dalam menganalisis masyarakat dan kebudayaan umat manusia, salah satu pendekatan yang digunakan adalah pendekatan fungsionalisme dan struktural fungsionalisme. Pendekatan ini muncul didasari oleh pemikiran bahwa manusia sepanjang hayatnya dipengaruhi oleh pemikiran dan tindakan orang lain di sekitarnya, sehingga manusia tidak pernah seratus persen menentukan pilihan tindakan, sikap, atau perilaku tanpa mempertimbangkan orang lain.
Teori fungsionalisme dikembangkan oleh Bronislaw Malinowski, yang banyak mendapat pengaruh dari ilmu psikologi. Dia mengembangkan teori fungsi kebudayaan, melalui kajiannnya yang sangat terkenal yaitu sistem kula pada masyarakat Trobiand. Berdasarkan kajiannya dia menyimpulkan bahwa setiap unsur kebudayaan mempunyai fungsi sosial terhadap unsur-unsur kebudayaan lainnya.
Di lain pihak, Radcliffe-Brown dalam mengkaji gejala sosial yang ada di masyarakat menawarkan konsep struktur sosial. Menurutnya masyarakat adalah sistem sosial yang mempunyai struktur seperti halnya molekul atau organisma. Kajian yang menggunakan konsep struktur sosial ini juga dilakukan oleh Raymond Firth, Evans-Pritchard, dan Fortes.
Kegiatan Belajar 2
Strukturalisme: Kritik dan Perkembangannya
Claude Levi Strauss adalah tokoh dari teori strukturalisme. Sumbangan yang paling dikenal dari Levi Staruss adalah pemikirannya dalam teori oposisi binar. Dalam rangka menjelaskan teori oposisi binar ini, dia mengupas masalah segi tiga kuliner yaitu kajian tentang makanan. Selain itu Levi Strauss juga tertarik dengan masalah kekerabatan dan mengkaji masalah sistem pertukaran dalam kekerabatan.
Dalam perkembangannya ternyata pendekatan struktural fungsional dianggap tidak cukup memadai digunakan untuk mengkaji masyarakat modern. Oleh karena itu muncul pendekatan jaringan sosial, yang dianggap lebih mampu menjelaskan gejala sosial yang ada di masyarakat. Analisis jaringan sosial ini menekankan pada analisis situasional, di mana tindakan sosial, perilaku, dan sikap seorang manusia dianggap tidak bisa lepas dari pengaruh lingkungannya.
Dalam rangka menjelaskan pentingnya konsep jaringan sosial, para ahli membedakan antara penggunaan ide jaringan sosial sebatas metaforikal dan sebagai konsep analitikal. Di dalam realita kehidupan, jaringan hubungan sosial ini sangat kompleks dan saling tumpang tindih atau saling memotong. Untuk itu maka dibedakan antara jaringan total dengan jaringan partial. Sementara itu bila ditinjau dari tujuan hubungan sosial yang membentuk jaringan sosial maka dibedakan atas jaringan interes, jaringan sentiment, dan jaringan power.

MODUL 4
ETNOGRAFI
Kegiatan Belajar 1
Pengertian, Konsep dan Teknik

Etnografi adalah metode yang lazim digunakan dalam penelitian antropologi. Penelitian etnografi ini mensyaratkan dilakukannya penelitian lapangan di mana peneliti bertindak sebagai orang yang sedang mempelajari suatu kebudayaan. Dalam melakukan penelitian etnografi, peneliti harus menguasai secara baik konsep-konsep dan teknik-teknik yang akan digunakannya. Di samping itu untuk memperoleh data yang obyektif maka peneliti harus tinggal di dalam komunitas yang ditelitinya.
Pada periode kajian antropologi klasik, metode etnografi digunakan untuk meneliti masyarakat sederhana. Akan tetapi metode etnografi ini telah mengalami evolusi besar, di mana dewasa ini metode etnografi bisa juga diterapkan untuk meneliti masyarakat kompleks. Dalam meneliti masyarakat kompleks, peneliti akan memulainya dengan mengambil satu atau lebih culture scene sebagai fokus kajian. Di samping itu penelitian pada masyarakat kompleks juga mulai menggunakan teknik-teknik penelitian lainnya seperti teknik survei. Sementara itu teknik analisis jaringan sosial lazim digunakan untuk meneliti masyarakat kompleks dalam rangka mendeskripsikan pola-pola hubungan.
Kegiatan Belajar 2
Penelitian Etnografi pada Masyarakat Kompleks
Masyarakat kompleks adalah masyarakat yang mempunyai karakteristik terbuka, besar dan cenderung heterogen. Dengan demikian maka kebudayaan masyarakat kompleks tidak mewakili cara pandang hidup total dari warganya. Kebudayaan masyarakat kompleks merupakan kelompok-kelompok kebudayaan yang saling tumpang tindih. Untuk itu dalam meneliti kebudayaan pada masyarakat kompleks kita harus menentukan satu atau lebih culture scene sebagai fokus penelitian.
Pengumpulan data penelitian pada masyarakat kompleks selain menggunakan metode etnografi juga digunakan teknik survei untuk mendapatkan gambaran umum dari subyek yang ditelitinya. Di samping itu penelitian pada masyarakat kompleks juga menggunakan metode analisis jaringan sosial. Analisis jaringan sosial sendiri digunakan untuk mendeskripsikan pola-pola hubungan antara satu orang atau satu pihak dengan orang atau pihak yang lainnya. Analisis jaringan sosial dilakukan dengan cara menentukan alpha sebagai titik sentral jaringan yang kemudian diperlebar pada para alter.

MODUL 5
KEBUDAYAAN
Kegiatan Belajar 1
Pengertian dan Karakteristik Kebudayaan

Terdapat dua pendekatan dalam mempelajari kebudayaan yaitu pendekatan ideasional dan pendekatan behaviorisme. Kedua pendekatan ini memandang kebudayaan melalui kacamata yang berbeda. Pendekatan ideasional melihat kebudayaan sebagai sistem kognitif, sementara pendekatan behaviorisme melihat kebudayaan sebagai sistem adaptif. Kedua pendekatan ini melahirkan sejumlah pengertian kebudayaan, sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli. Melalui kedua pendekatan ini maka wujud kebudayaan dapat dilihat sebagai sistem ide/gagasan, sistem perilaku, dan artefak.
Sementara itu dalam melihat dan memahami kebudayaan kita harus mengacu pada sejumlah karakteristik kebudayaan. Karakteristik kebudayaan tersebut antara lain adalah bahwa kebudayaan itu dimiliki bersama, diperoleh melalui belajar, bersifat simbolis, bersifat adaptif dan maladapti, bersifat relatif dan universal.
Kegiatan Belajar 2
Tujuh Unsur Kebudayaan Universal
Setiap kebudayaan di manapun akan mengandung unsur-unsur kebudayaan yang terdiri dari tujuh unsur yaitu sistem pengetahuan (kognitif), kekerabatan, sistem teknologi dan peralatan hidup, sistem religi, sistem mata pencaharian hidup, bahasa dan kesenian. Antara unsur satu dan lainnya akan saling berkaitan tidak dapat berdiri sendiri.
Isi dari setiap unsur kebudayaan akan berbeda antara kebudayaan satu dari yang lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya faktor geografis. Setiap isi dari unsur kebudayaan tidak bersifat statis tetapi akan berubah sesuai dengan tingkat kebutuhan dan proses adaptif yang diperlukan. Sebab pada dasarnya kebudayaan berfungsi mempermudah kehidupan manusia.
Di samping itu terdapat beberapa aspek dari kebudayaan, yaitu integrasi kebudayaan, fokus kebudayaan, dan etos kebudayaan. Aspek-aspek kebudayaan ini juga menjelaskan pada kita bagaimana rupa dan fungsi dari kebudayaan masyarakat tersebut.

MODUL 6
KEHIDUPAN KOLEKTIF ATAU MASYARAKAT
Kegiatan Belajar 1
Pengertian, Konsep dan Bagian-Bagian Masyarakat

Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang berkesinambungan dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Sedangkan komunitas adalah suatu kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah yang nyata dan yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat serta yang terikat oleh suatu rasa identitas komunitas. Jadi penekanannya lebih pada wilayah.
Kata “masyarakat” berasal dari akar kata syaraka yang berarti “ikut serta, saling bergaul”. Dalam bahasa Arab istilah untuk masyarakat yang bermakna sama dengan bahasa Indonesia “berkumpul” adalah mujtama.
Dalam suatu masyarakat terdapat juga bagian-bagian yang berupa kesatuan-kesatuan manusia dengan ciri-ciri pengikat yang berbeda sesuai dengan kepentingannya. Kerumunan (crowd) dan kategori sosial merupakan kesatuan manusia yang tidak dapat disebut masyarakat karena tidak memiliki empat faktor pengikat, sedangkan kelompok dan komunitas dapat disebut masyarakat karena memiliki faktor tersebut. Empat faktor pengikat masyarakat yaitu ada interaksi antaranggota; adat istiadat dan norma-norma yang mengatur perilaku; berkesinambungan; serta memiliki satu rasa identitas yang kuat.
Kegiatan Belajar 2
Interaksi dan Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat
Interaksi merupakan salah satu faktor pengikat masyarakat. Interaksi ini merupakan tindakan individu dalam menjalani kehidupannya. Dalam berinteraksi ini pranata merupakan faktor utama yang mewadahi sistem-sistemnya. Pranata merupakan sistem aturan (norma khusus) yang menata suatu rangkaian tindakan berpola mantap untuk memenuhi suatu keperluan khusus dari manusia dalam masyarakat.
Ada 8 klasifikasi pranata yang sifatnya tidak terlalu baku. Artinya pranata-pranata tersebut masih dapat berkembang sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Semakin kompleks masyarakatnya maka akan semakin beragam pranatanya. Di samping itu pranata tidak hanya lahir dari dalam masyarakat yang bersangkutan, tetapi juga dari luar masyarakat yang bersangkutan. Dalam masyarakat juga dikenal adanya peranan sosial, struktur sosial dan jaringan sosial.

MODUL 7
PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Kegiatan Belajar 1
Teori dan Mekanisme Perubahan Kebudayaan

Salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan yang banyak menjadi perhatian para ahli antropologi adalah adanya penemuan baru dan gejala persebaran unsur-unsur kebudayaan. Untuk mengenali karakteristik unsur kebudayaan dan perubahan kebudayaan terdapat beberapa teori di antaranya adalah teori evolusi dan difusi. Teori evolusi menggambarkan bahwa perubahan kebudayaan terjadi secara perlahan-lahan dan bertahap. Setiap masyarakat mengalami proses evolusi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, masing-masing masyarakat menunjukkan kebudayaan yang berbeda-beda. Salah satu masyarakat dikenal telah maju, sedangkan masyarakat yang lain masih dianggap atau tergolong sebagai masyarakat yang belum maju. Teori difusi memberi ilustrasi lain bahwa perubahan kebudayaan terjadi karena adanya proses pengaruh mempengaruhi dari kebudayaan yang satu terhadap kebudayaan lainnya. Persamaan unsur kebudayaan pada masyarakat yang berbeda dianggap bukan sebagai hasil dari proses evolusi tetapi karena adanya kontak atau hubungan yang terjadi pada masa lampau dari kedua atau lebih masyarakat yang memiliki kesamaan kebudayaan tersebut.
Perubahan kebudayaan terjadi melalui mekanisme yang berbeda-beda. Suatu kebudayaan masyarakat akan berubah melalui mekanisme adanya inovasi atau penemuan baru dalam masyarakat itu sendiri. Sedangkan mekanisme lainnya dapat terjadi melalui proses difusi, akulturasi, culture loss, genocide, dan perubahan terencana (direct change).
Kegiatan Belajar 2
Modernisasi dan Kondisi Masyarakat Mendatang
Modernisasi merupakan fenomena dunia yang dijadikan “alat” untuk mengejar ketinggalan dan memperoleh kemajuan tertentu yang pernah atau sudah diraih oleh negara maju. Dengan demikian sejumlah negara atau bangsa yang tidak melaksanakan modernisasi dianggap akan menjadi negara atau bangsa yang semakin tertinggal bahkan akan dikuasai oleh negara atau bangsa yang lebih berpengaruh. Modernisasi di Barat didahului oleh komersialisasi dan industrialisasi, sedangkan di negara non-Barat, modernisasi didahului oleh komersialisasi dan birokrasi.
Modernisasi menurut Reinhart Bendix (1964) adalah seluruh perubahan sosial politik yang menyertai industrialisasi. Industrialisasi didefinisikannya sebagai pembangunan ekonomi melalui transformasi sumber daya dan kuantitas energi yang digunakan. Makna dari esensi modernisasi adalah sejenis tatanan sosial modern atau yang sedang berada dalam proses menjadi modern..
Beberapa ciri-ciri aspek kemodernan adalah berkenaan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terus berlanjut, setidaknya mengenai produksi dan konsumsi secara tetap; kadar partisipasi rakyat dalam pemerintahan yang memadai; difusi norma-norma sekuler-rasional dalam kebudayaan; peningkatan mobilitas dalam masyarakat; transformasi kepribadian individu, sehingga dapat berfungsi secara efektif dalam tatanan sosial yang sesuai dengan tuntutan kemodernan.
Globalisasi dicirikan dengan lahirnya perjanjian perdagangan bebas yang disepakati oleh beberapa negara seperti WTO (World Trade Organization), GATT (General Agreement on Tariffs and Trade), dan AFTA (Asia Facific Trade Associations). Perjanjian yang disepakati tersebut adalah bahwa para produsen memiliki kebebasan untuk memasarkan produknya ke negara-negara di seluruh dunia, paling tidak bagi negara-negara pendukung perdagangan bebas. Sebuah negara tidak memiliki kontrol secara penuh terhadap pengaruh masuknya produk dari luar. Keberadaan perusahaan transnasional seperti Toyota, McDonald, dan lain-lain yang terdapat di satu negara di luar negara asal perusahaan tersebut merupakan indikasi gejala globalisasi.

MODUL 8
KAJIAN-KAJIAN ANTROPOLOGI
Kegiatan Belajar 1
Religi

Religi merupakan salah satu unsur universal dari kebudayaan. Karakteristik utama religi adalah kepercayaan pada makhluk dan kekuatan supranatural. Masyarakat di dunia memiliki beragam konsepsi tentang makhluk supranatural, namun pada dasarnya dapat diklasifikan atas tiga kategori yaitu dewa-dewi, arwah leluhur, dan makhluk supranatural lain/bukan manusia. Makhluk-makhluk supranatural itu dianggap menguasai dunia atau bagian tertentu dari dunia.
Selain keyakinan akan adanya makhluk dan kekuatan supranatural, tiga komponen penting lainnya dari religi adalah emosi keagamaan, sistem upacara religi, dan umat/pengikut religi.
Ada dua upacara ritual penting yang sering dilakukan masyarakat di dunia yaitu upacara peralihan (Rites of Passage) dan upacara intensifikasi (Rites of Intensification). Upacara peralihan adalah upacara ritual yang berkaitan dengan peralihan dari satu tahap kehidupan manusia ke tahap kehidupan berikutnya. Kelahiran, masa pubertas, perkawinan, dan kematian merupakan tahap-tahap yang dianggap penting dalam kehidupan manusia. Upacara intensifikasi adalah upacara yang dilakukan ketika suatu kelompok dilanda krisis. Upacara ini mempersatukan semua orang dalam kelompok untuk mengatasi masalah bersama-sama.
Religi memiliki fungsi psikologis dan sosial. Religi berperan penting dalam pengendalian sosial. Religi juga berfungsi dalam memelihara solidaritas sosial. Fungsi lain dari religi terkait dengan bidang pendidikan.
Kegiatan Belajar 2
Sistem Perekonomian
Ahli antropologi berasumsi bahwa motivasi seseorang dalam melakukan kegiatan ekonomi sangatlah beragam. Penggunaan sumber daya yang dimiliki manusia dimotivasi oleh berbagai tujuan antara lain: a subsistence fund, a replacement fund, a ceremonial fund, a social fund, dan a rent fund.
Sistem produksi (mode of production) pada dasarnya merupakan strategi adaptasi masyarakat terhadap lingkungan. Faktor-faktor produksi (means of production) meliputi tanah/teritori, tenaga kerja, teknologi, dan modal.
Pertukaran/sistem distribusi yang berkembang di berbagai kebudayaan di dunia dapat difokuskan atas tiga prinsip yaitu: prinsip pasar, redistribusi, dan resiprositas (Karl Polanyi, 1957 dalam Kottak 1991). Resiprositas terbagi atas tiga tingkat yaitu resiprositas umum (generalized reciprocity), resiprositas seimbang (balanced reciprocity), resiprositas negatif (negative reciprocity).
Salah satu alat pertukaran yang banyak digunakan di dunia adalah uang. Beberapa fungsi uang antara lain adalah sebagai alat pertukaran, sebagai standar nilai, dan sebagai alat pembayaran. Mata uang yang memiliki ketiga fungsi tersebut disebut a general purpose money, sedangkan mata uang yang tidak memenuhi ketiga fungsi disebut a special purpose money

MODUL 9
MASA DEPAN ANTROPOLOGI
Kegiatan Belajar 1
Pemahaman Konsep

Setiap kajian antropologi yang pernah dilakukan selalu berusaha untuk memahami kebudayaan dari masyarakat yang dipelajarinya. Oleh karena itu, dalam antropologi, kebudayaan merupakan konsep sentral. Hanya dalam perkembangannya, kini konsep kebudayaan tidak sekedar merupakan alat untuk mendeskripsikan atau alat untuk mengumpulkan data-data kebudayaan tetapi lebih ke arah sebagai “alat analisis”.
Konsep yang mendasar dalam Kegiatan Belajar 2 ini adalah “kebudayaan” dan “adaptasi”. Dalam hal ini, adaptasi adalah berkenaan dengan bagaimana manusia mengatur hidupnya untuk menghadapi berbagai kemungkinan di dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan-kebutuhan dan hambatan-hambatan dalam memenuhinya menuntut manusia untuk beradaptasi. Manusia harus mampu memelihara keseimbangan yang terus-menerus berubah antara kebutuhan-kebutuhan hidupnya dan potensi yang terdapat di lingkungan di mana dia tinggal dan hidup. Menghadapi berbagai kemungkinan tersebut dalam menjalani hidup inilah yang menjadi tugas utama sebuah “kebudayaan”.
Kebudayaan memang tampaknya sangat stabil. Namun, sebenarnya, sedikit atau banyak, perubahan merupakan karakteristik utama dari semua kebudayaan. Baik itu kebudayaan dari masyarakat maju, maupun kebudayaan dari masyarakat yang sedang berkembang atau masyarakat tradisional. Selain itu, karena kebudayaan mempunyai tugas utama untuk membuat manusia sanggup menghadapi berbagai kemungkinan yang terus menerus berubah dalam menjalani hidup ini maka semua masyarakat manusia yang masih eksis di muka bumi ini mempunyai kebudayaan tanpa kecuali. Di samping itu, sudah selayaknya bila dikatakan bahwa kebudayaan tertentu adalah yang paling sesuai bagi masyarakat pendukungnya. Oleh karena itu pula tidak ada kebudayaan yang lebih tinggi atau lebih baik dari kebudayaan lainnya.
Sementara itu, sebuah kebudayaan juga perlu memelihara eksistensi dirinya. Kebudayaan, dalam menjaga keberlangsungannya adalah dengan cara menciptakan tradisi-tradisi, seperti yang terdapat pada berbagai pranata-pranata sosial yang ada dalam masyarakat yang bersangkutan. Dengan kata lain, kebudayaan mengoperasionalkan model-model pengetahuan yang dimilikinya ke dalam pranata-pranata sosial. Ada pranata perkawinan, pranata agama, pranata pendidikan, pranata politik dan sebagainya.
Sedangkan hubungannya dengan “struktur sosial”, pranata-pranata sosial ini berfungsi sebagai pengontrol dalam menjaga keberlangsungan struktur-struktur sosial yang bersumber pada kebudayaan. Selain itu, kebudayaan memberi ‘warna’ atau ‘karakter’ terhadap struktur-struktur sosial yang ada sehingga struktur-struktur sosial yang terdapat pada kebudayaan tertentu akan tampak ‘khas’ bila dibandingkan dengan struktur-struktur sosial yang terdapat pada kebudayaan yang berbeda. Dengan demikian, struktur sosial merupakan ‘operasionalisasi’ dari pranata-pranata sosial – yang telah disesuaikan dengan lingkungan-lingkungan sosial yang ada dalam kehidupan nyata pendukung kebudayaan yang bersangkutan.
Kegiatan Belajar 2
Perubahan dan Keteraturan
Perubahan adalah karakteristik umum dari semua kebudayaan. Meski perubahan merupakan karakteristik kebudayaan, namun proses perubahan tersebut selalu berakhir dengan “keteraturan”, yaitu menuju proses “keteraturan baru”. Setelah tercapai posisi “keteraturan baru” maka proses perubahan akan berjalan kembali. Demikian seterusnya. Oleh karena itu kebudayaan tampak “stabil” dan “kuat” tetapi juga bersifat lentur.
Perubahan dikatakan sebagai karakteristik umum dari semua kebudayaan karena secara alamiah:
  1. Lingkungan di mana manusia tinggal dan hidup – yang tampaknya stabil – pada hakikatnya juga dinamis atau selalu mengalami proses perubahan.
  2. Adanya variasi pengetahuan kebudayaan dari para pendukung kebudayaan itu sendiri.
  3. Penemuan dari para pendukung kebudayaan sehingga terjadi suatu pembaharuan atau inovasi.
  4. Selain itu, perubahan juga terjadi karena bermula dari berinteraksi (pertemuan dengan) kebudayaan asing (misalnya karena proses difusi atau hubungan sosial tertentu) sehingga terjadi asimilasi atau akulturasi, pembaharuan atau hilangnya unsur-unsur tertentu dalam kebudayaan.
Proses perubahan yang berlangsung terus menerus ini, pada akhirnya membawa umat manusia masuk ke dalam peradaban perkotaan seperti yang terjadi saat ini. Berbicara tentang peradaban kota tentunya tidak lepas dari proses perubahan karena modernisasi, yang merupakan akibat dan kelanjutan dari keempat faktor di atas.
Modernisasi adalah suatu proses global di mana masyarakat nonindustri berusaha mendapatkan ciri-cirinya dari masyarakat industri atau masyarakat “maju” sehingga terjadi proses perubahan kultural pada masyarakat nonindustri. Masyarakat nonindustri mencoba mengejar ketinggalan terhadap apa yang sudah dicapai oleh masyarakat industri/maju dalam waktu satu generasi (relatif cepat). Akibatnya, masyarakat nonindustri banyak yang mengalami ketidaksiapan atau kesulitan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang sedemikian cepat. Akhirnya, Tumbuh kebudayaan “ketidakpuasan” dan “culture lag” di sebagian besar masyarakat nonindustri.
Sementara proses modernisasi berlangsung, proses globalisasi pun sedang terjadi. Masyarakat dunia sedang bergerak ke arah tumbuhnya satu kebudayaan dunia yang “homogen”. Proses modernisasi dan globalisasi ini mendorong masyarakat nonindustri (negara-negara sedang berkembang dan dunia ketiga) ke arah kecenderungan untuk meniru produk, teknologi dan praktek-praktek masyarakat maju. Sementara itu, reaksi lain juga muncul seperti penolakan unsur-unsur yang berbau kebudayaan asing, tumbuhnya etnosentrisme baru, evangelisme/dakwahisme bahkan yang lebih ekstrem lagi muncul seperti “teror-teror” bom yang banyak terjadi saat ini (militan).
Kegiatan Belajar 3
Masa Depan Umat Manusia dan Kajian Antropologi
Kebudayaan pada dasarnya selalu dinamis karena harus terus-menerus menyesuai diri dengan lingkungan dan kebutuhan-kebutuhan hidup para pendukung kebudayaan tersebut. Demikian halnya dengan antropologi. Bukan karena masyarakat nonindustri atau tradisional semakin lama semakin sedikit yang tersisa dan hampir punah karena arus modernisasi dan globalisasi, lalu antropologi kehilangan arah. Selayaknya kebudayaan, antropologi yang dalam setiap kajiannya selalu berusaha memahami kebudayaan dari masyarakat yang ditelitinya (kebudayaan sebagai konsep sentral antropologi) juga dituntut mampu beradaptasi atas perubahan-perubahan yang dialami oleh masyarakat kajiannya. Dalam hal ini, antropologi dituntut beradaptasi secara kultural pula, yaitu adaptasi dalam hal teori dan konsep agar tetap eksis dan mampu memberikan sumbangan teoritis dan praktis.
Tidak hanya beradaptasi semata, tetapi antropologi juga dituntut untuk melakukan pembaharuan-pembaharuan atau temuan-temuan baru di bidang teori dan konsep dari hasil kajian-kajian yang dilakukannya. Dengan ‘menghilangnya’ masyarakat tradisional bukan berarti antropologi sudah kehilangan lahan penelitian/kajian. Saat ini sudah banyak kajian tentang masyarakat dari peneliti itu sendiri.
Memang banyak kritikan yang ditujukan kepada antropologi dan para ahlinya, terutama di Indonesia. Kritikan-kritikan tersebut umumnya berkisar pada masalah relevansi antropologi dan sumbangan praktis di era pembangunan atau di era modernisasi dan globalisasi saat ini. Misalnya, kajian tentang masalah masyarakat yang hampir punah, waktu penelitian yang relatif lebih lama ketimbang waktu yang diperlukan oleh ilmu sosial lain, masalah sejauh mana antropologi mampu menghasilkan generalisasi atas studi yang dilakukan, dan apakah teori-teori dan konsep-konsepnya masih relevan untuk menghadapi permasalahan-permasalahan yang ada di era globalisasi. Berbagai kritikan ini harus dipandang sebagai masukan karena hal ini merupakan salah satu pendorong untuk perkembangan antropologi itu sendiri.


Labels:

Labels:

Istilah Negara dan Istilah Sistim Politik

Konsep sistim politik merupakan pokok dari gerakan pembaharuan yang timbul dalam dekade lima tahunan. Gerakan ini ingin mencari suatu "new science of politics" dan lebih terkenal dengan istilah pendekatan tingkah laku oleh karema mengemukakan "tingkah laku politik" sebagai fokus utama dari penelitian, dan terutama menekankan struktur dan fungsi tingkah laku.

Konsep "sistim" oleh sarjana ilmu politik dipinjam dari ilmu biologi. Dianggap bahwa suatu sistim politik, seperti halnya organisme dalam ilmu biologi, terdiri dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling bergantung kepada yang lain dan saling mengadakan interaksi. Keseluruhan dari interaksi ini perlu diteliti jika seluruh organisme dimengerti. Dua ciri perlu diperhatikan. Pertama, bahwa setiap perubahan dalam satu bagian dari sistim itu mempengaruhi seluruh sistim. Kedua, bahwa sistim itu bekerja dalam satu lingkungan (environment) yang lebih luas dan bahwa ada perbatasan antara sistim dengan lingkungannya. Juga perlu diperhatikan bahwa sistim mengadakan interaksi dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan itu.

Pada dasarnya konsep sistim politik dipakai untuk keperluan analisa, dimana suatu sistim bersifat abstrak pula. Dalam konteks ini sistim terdiri dari beberapa variabel. Disamping itu, konsep sistim politik dapat diterapkan pada suatu situasi yang konkrit, misalnya negara, atau kesatuan yang lebih kecil, seperti kota, atau suku bangsa, ataupun kesatuan yang lebih besar seperti bidang internasional, dimana sistim politik terdiri dari beberapa negara.

Konsep sistim politik di dalam penerapan pada situasi yang kongkrit seperti negara, mencoba mendasarkan studi tentang gejala-gejala politik dalam konteks tingkah laku di dalam masyarakat. Tingkah laku politik dianggap sebagai sebagian dari keseluruhan tingkah laku sosial. Menurut pemikiran ini masyarakat merupakan suatu sistim sosial yang pada hakikatnya terdiri dari bermacam-macam proses. Diantara bermacam-macam proses ini dapat dilihat gejala-gejala politk sebagai suatu kumpulan proses tersendiri yang berbeda dengan proses-proses yang lainnya. Inilah yang dinamakan sistim politik.

Sistim politik ini hanya merupakan salah satu dari bermacam-macam sistim yang terdapat dalam suatu masyarakat, seperti misalnya sistim ekonomi, sistim teknik dan sebagainya. Setiap sistim masing-masing memiliki fungsi tertentu yang dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan hidup dan mencapai tujuan dari masyarakat tersebut. Sistim-sistim ini merupakan lingkungan dari sistim politik. Sistim-sistim mempengaruhi jalannya sistim politik serta pelaku-pelaku politik.

Dalam Konsep sistim politik ini kita temukan istilah-istilah seperti proses, struktur dan fungsi. Proses adalah pola-pola yang dibuat oleh manusia dalam mengatur hubungan antara satu sama lain. Pola-pola ini ada yang jelas kelihatan, ada pula yang kurang jelas tampak. Dalam suatu negara, lembaga-lembaga seperti parlemen, partai, birokrasi, sekalipun sudah mempunyai kehidupan sendiri, sebenarnya tak lain dari proses-proses yang pola-pola ulangannya sudah mantap. Mereka mencerminkan struktur tingkah laku. Struktur mencakup lembaga-lembaga formil dan informil.

4 Variabel sistim politik :
1. Kekuasaan
2. Kepentingan
3. Kebijaksanaan
4. Budaya Politik


Sumber : Budiardjo, Miriam. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 2007

Labels:

UAS AKP semester VI


UJIAN AKHIR SEMESTER
ANALISIS ARTIKEL “RASKIN dan PKH BANTU WARGA MISKIN”

Diajukan untuk memenuhi Ujian Akhir Semester pada mata kuliah Analisis Kebijakan Publik
Dosen : Drs. Ayi Sofyan, M. Si

Disusun oleh :
Nama               : Aang Abdu Muamar R
NIM                : 1209801001
Jurusan            : Administrasi Negara / A / VI




                                                                                        
FAKULTAS SYARIAH dan HUKUM
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2012
Tahapan analisis kebijakan public
1.      Problem Structuring
a.       Investigasi, Identifikasi dan Klasifikasi Masalah
Masalah kemiskinan dewasa ini bukan saja menjadi persoalan bangsaIndonesia.Kemiskinan telah menjadi isu global dimana setiap negara merasaberkepentingan untuk membahas kemiskinan, terlepas apakah itu Negara berkembang maupun sedang berkembang.
Kemiskinan merupakan kondisi absolut atau relatif yang menyebabkanseseorang atau kelompok masyarakat dalam suatu wilayah tidak mempunyaikemampuan untuk mencukupi kebutuhan dasarnya sesuai dengan tata nilai ataunorma tertentu yang berlaku di dalam masyarakat karena sebab-sebab natural ataualami, kultural, atau struktural. Kemiskinan karena sebab alami adalah kemiskinanyang disebabkan keterbatasan kualitas sumber daya alam maupun sumber dayamanusia. Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang lebih banyakdisebabkan sikap individu dalam masyarakat yang mencerminkan gaya hidup,perilaku, atau budaya yang menjebak dirinya dalam kemiskinan. Kemiskinanstruktural merupakan kemiskinan yang langsung atau tidak langsung diakibatkan,oleh berbagai kebijakan, peraturan, dan keputusan dalam pembangunan.
Kemiskinan dapat diukur tingkat/prosentasenya dalam periode-periode tertentu.Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur tingkatkemiskinan, yaitu pendekatan absolut dan pendekatan relatif.Ukuran kemiskinanabsolut adalah pendekatan yang memandang kemiskinan dalam suatu ukuran yangbersifat mutlak yang bermuara/berwujud sebagai garis, titik, atau batas kemiskinan. Ukurannya antara lain berupa tingkat pendapatan ,pengeluaran/konsumsi, atau kalori seseorang/keluarga dalam satuan waktutertentu dan hal-hal yang disetarakan dengan ukuran tersebut. Sedangkan ukurankemiskinan relatif adalah pendekatan yang memandang kemiskinan dalam suatuukuran yang dipengaruhi ukuran-ukuran lainnya yang berhubungan denganproporsi atau distribusi.Ukurannya berasal dari ukuran absolut namun lebihditekankan pada proporsi relative.
Di Indonesia ada lima ukuran yang dijadikan sebagai batasankemiskinan, yaitu metode ekuivalen beras, pendekatan biologis dan nutrisi,pendekatan pendapatan dan pengeluaran, metode kebutuhan dasar, dan kombinasidari empat ukuran tersebut. Menurut World Bank (1993), tujuan pengukurankemiskinan antara lain:
1)      Melihat sejauh mana kemiskinan terjadi pada lokasi, jumlah, sebaran,kondisi masyarakat, dan ketampakan lainnya.
2)      Memberikan data statistik yang berguna bagi analisis danperencanaan pembangunan serta penghapusan kemiskinan.
3)      Mempengaruhi pola kebijakan dan pengambilan keputusan yangkelak diterapkan.

2.      Peramalan ( Formulasi KP )
Dari data pemerintah jumlah masyarakat miskin tercatat17,75% dari 222 juta jiwa jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan LIPI(Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) memperkirakan masyarakat miskinakan bertambah hingga 45,7 juta jiwa.
Meningkatnya angka kemiskinan salah satunya disebabkan oleh adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan.Krisis ekonomi tentu saja berdampak pada perekonomian yang ada.Banyak perusahaan yang tidak mampu bertahan sehingga harus gulung tikar di tengah jalan. Hal tersebut tentu saja akan berimbas pada adanya PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) yang tidak terbatas jumlahnya. Secara otomatis ini mempengaruhi perekonomian masyarakat. Dampak yang lain adalah sulitnya mencari lapangan kerja baru untuk dapat memperoleh penghasilan guna mencukupi kebutuhan hidup. Akibatnya banyak muncul pengangguran yang jumlahnya tidak dapat dikontrol dan kemudian menambah jumlah masyarakat miskin di Indonesia.
Di Indonesia, upaya penanggulangan kemiskinan itu tercantum dalam tujuan Negara (Pembukaan UUD 1945) dan secara lebih spesifik dimuat dalam Undang-undang Nomor 11 tahun 2009 pasal 19,20,21 tentang Penanggulangaan Kemiskinan yang isinya : Penanggulangan kemiskinan merupakan kebijakan, program dan kegiatan yang dilakukan terhadap orang, keluarga, kelompok dan / atau masyarakat yang tidak mempunyai atau mempunyai sumber mata pencaharian dan tidak dapat memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan.
Penanggulangan kemiskinan ditujukkan untuk :
1)      Meningkatkan kapasitas dan mengembangkan kemampuan dasar serta kemampuan berusaha masyarakat miskin
2)      Memperkuat peran masyarakat miskin dalam pengambilan keputusan kebijakan publik yang menjamin penghargaan, perlindungan,dan pemenuhan hak-hak dasar
3)      Mewujudkan kondisi dan lingkungan ekonomi, politik, dan sosial yang memungkinkan masyarakat miskin dapat memperoleh kesempatan seluas-luasnya dalam pemenuhan hak-hak dasar dan peningkatan taraf hidup secara berkelanjutan
4)      Memberikan rasa aman bagi kelompok masyarakat miskin dan rentan.

3.      Rekomendasi aksi-aksi kebijakan
Banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalahkemiskinan ini, melalui:
a.       Program Beras Miskin (Raskin).
Program Raskinsebenarnya merupakan sebagian dari usaha pemerintah yang dilakukan gunamenanggulangi masalah kemiskinan. Program Raskin merupakan subsidi pangan sebagai upaya daripemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan memberikanperlindungan pada keluarga miskin melalui pendistribusian beras yangdiharapkan mampu menjangkau keluarga miskin. Tujuan program Raskin adalah mengurangi beban pengeluaran rumahtangga miskin melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokokdalam bentuk beras. 
Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2008 tentang Kebijakan Perberasanmenginstruksikan Menteri dan Kepala Lembaga Pemerintah Non Departementertentu, serta Gubernur dan Bupati/Walikota seluruh Indonesia untuk melakukanupaya peningkatan pendapatan petani, ketahanan pangan, pembangunan ekonomipedesaan dan stabilitas ekonomi nasional.
Secara khusus kepada Perum BULOGdiinstruksikan untuk menyediakan dan menyalurkan beras bersubsidi bagikelompok masyarakat miskin dan rawan pangan, yang penyediaannyamengutamakan beras dari gabah petani dalam negeri.Penyaluran beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat miskin bertujuanuntuk mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Miskin.Di samping itu,program ini dimaksudkan untuk meningkatkan akses masyarakat miskin dalampemenuhan kebutuhan pangan pokoknya sebagai salah satu hak dasarmasyarakat.Hal ini merupakan salah satu program pemerintah baik pusatmaupun daerah yang penting dalam peningkatan ketahanan pangan nasional.
Program Raskin masuk dalam klister I program penanggulangan kemiskinantentang Bantuan dan Perlindungan Sosial, yang bersinergi dengan programpembangunan lainnya, seperti program perbaikan gizi, peningkatan kesehatandan pendidikan. Sinergi antar berbagai program ini penting dalam meningkatkanefektivitas masing-masing program dalam mencapai tujuan.

b.      Program Keluarga Harapan
Program keluarga Harapan (PKH) merupakan suatu program penanggulangan kemiskinan.Kedudukan PKH merupakan bagian dari program-program penanggulangan kemiskinan lainnya.PKH berada di bawah koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK), baik di Pusat maupun di daerah. Oleh sebab itu akan segera dibentuk Tim Pengendali PKH dalam TKPK agar terjadi koordinasi dan sinergi yang baik.
Program Keluarga Harapan (PKH) adalah suatu program yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RSTM), jika mereka memenuhi persyaratan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM), yaitu pendidikan dan kesehatan.Tujuan utama dari PKH adalah untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terutama pada kelompok masyarakat miskin. Tujuan tersebut sekaligus sebagai upaya mempercepat pencapaian target MDGs. Secara khusus, tujuan PKH terdiri atas: (1) Meningkatkan kondisi sosial ekonomi RTSM; (2) Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RTSM; (3) Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu nifas, dan anak di bawah 6 tahun dari RTSM; (4) Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan, khususnya bagi RTSM.

4.      Pemantauan
Sebab-akibat program Raskin
Sebab :
Indonesia masih menghadapi masalah kemiskinan dan kerawanan panganyang harus ditanggulangi bersama oleh pemerintah dan masyarakat.Masalah inimenjadi perhatian nasional dan penanganannya perlu dilakukan secara terpadumelibatkan berbagai sektor baik di tingkat pusat maupun daerah.
Akibat :
Menko Kesra, H.R. Agung Laksono menyampaikan antara lain perkembangan penyaluran Raskin untuk tahun 2011 dan 2012. Dalam paparan Menko Kesra yang didampingi Sekretaris Kemenko Kesra, Indroyono Soesilo bahwa untuk penyaluran Raskin tahun 2011 dengan pagu raskin sebesar 3,147 juta ton. Pagu raskin sebesar ini diperuntukkan bagi 17,5 juta rumah tangga sasaran (RTS) atau setara 15 kg/RTS/bulan selama 12 bulan. Untuk Tahun 2011 ini ada penambahan alokasi Raskin ke -13 dan realiasainya per 30 Desember 2011 mencapai 97 persen.Sedangkan untuk Raskin tahun 2012, jumlah sasaran masih tetap sebanyak 17,5 juta RTS sebagai penerima manfaat. Dengan demikian jatah pagu tetap 3,147 juta ton; kuantum 15 kg/RTS/bulan. Untuk tahun ini harga tebus sebesar Rp 1.600,00/Kg dengan durasi selama 12 bulan.Untuk  5 bulan pertama (Januari s/d Mei 2012, penerima manfaat dengan menggunakan data PPLS – 2008. Sedangkan untuk 7 bulan berikutnya (Juni s/d Desember 2012), penerima manfaat menggunakan data PPLS- 2011.
Disamping itu, Jelas Menko Kesra, Pemerintah juga telah mengambil kebijakan percepatan penyaluran Raskin dimana pada bulan Januari dilakukan penyaluran 2 (dua) bulan sekaligus.Hal ini dimaksudkan untuk antisipasi kenaikan harga beras di pasaran.Realisasi penyaluran Raskin 2012, per 20 januari 2012 sebesar 199.642,9 ton.
Sebab-Akibat Program Keluarga Harapan
Sebab :
Masalah kemiskinan dewasa ini bukan saja menjadi persoalan bangsa Indonesia.Kemiskinan telah menjadi isu global dimana setiap negara merasa berkepentingan untuk membahas kemiskinan, terlepas apakah itu Negara berkembang maupun sedang berkembang.
Akibat :
Inpres no 3 tahun 2010 membuktikan bahwa Program Keluarga Harapan merupakan agenda nasional yang menjadi perhatian bersama sebagai salah satu program dalam pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sasaran atau Penerima bantuan PKH adalah Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang memiliki anggota keluarga yang terdiri dari anak usia 0-15 tahun dan/atau ibu hamil/nifas dan berada pada lokasi terpilih. Penerima bantuan adalah lbu atau wanita dewasa yang mengurus anak pada rumah tangga yang bersangkutan (jika tidak ada lbu maka: nenek, tante/ bibi, atau kakak perempuan dapat menjadi penerima bantuan). Jadi, pada kartu kepesertaan PKH pun akan tercantum nama ibu/wanita yang mengurus anak, bukan kepala rumah tangga. Untuk itu, orang yang harus dan berhak mengambil pembayaran adalah orang yang namanya tercantum di Kartu PKH.
Dalam pengertian PKH jelas disebutkan bahwa komponen yang menjadi fokus utama adalah bidang kesehatan dan pendidikan.Tujuan utama PKH Kesehatan adalah meningkatkan status kesehatan ibu dan anak di Indonesia, khususnya bagi kelompok masyarakat sangat miskin, melalui pemberian insentif untuk melakukan kunjungan kesehatan yang bersifat preventif (pencegahan, dan bukan pengobatan).
5.      Evaluasi Kinerja Kebijakan
Nilai dan manfaat program raskin dan PKH
Nilai dan manfaat raskin :
Raskin  merupakan beras bersubsidi yang diperuntukkan bagi  keluarga miskin atau yang  biasa disebut  rumah tangga sasaran (RTS) yang tercantum dalam data  Badan Pusat Statistik (BPS). Setiap RTS berhak menerima raskin 15 kg per bulan dengan harga Rp 1.600/kg.
Raskin bantu warga miskin !!
Nilai dan manfaat PKH:
Dalam pengertian PKH jelas disebutkan bahwa komponen yang menjadi fokus utama adalah bidang kesehatan dan pendidikan.Tujuan utama PKH Kesehatan adalah meningkatkan status kesehatan ibu dan anak di Indonesia, khususnya bagi kelompok masyarakat sangat miskin, melalui pemberian insentif untuk melakukan kunjungan kesehatan yang bersifat preventif (pencegahan, dan bukan pengobatan).
Besaran bantuan tunai untuk peserta PKH bervariasi tergantung jumlah anggota keluarga yang diperhitungkan dalam penerimaan bantuan, baik komponen kesehatan maupun pendidikan.Besaran bantuan ini di kemudian hari bisa berubah sesuai dengan kondisi keluarga saat itu atau bila peserta tidak dapat memenuhi syarat yang ditentukan.
           
Scenario Bantuan
Bantuan Per RTSM/Tahun
Bantuan tetap
Rp. 200.000
Bantuan bagi RTSM yang memiliki:
a.        Anak usia di bawah 6 tahun/ Ibu hamil/menyusui

Rp. 800.000
b.      Anak usia SD/MI
Rp. 400.000
c.       Anak usia SMP/MTs
Rp. 800.000
Rata-rata bantuan per RTSM
Rp. 1.390.000
Bantuan minimum per RTSM
Rp. 600.000
Bantuan maksimum per RTSM
Rp. 2.200.000
Catatan:
Bantuan terkait kesehatan berlaku bagi RTSM dengan anak di bawah 6 tahun dan/atau ibu hamil/nifas.Besar bantuan ini tidak dihitung berdasarkan jumlah anak.Besar bantuan adalah 16% rata-rata pendapatan RTSM per tahun.Batas minimum dan maksimum adalah antara 15-25% pendapatan rata-rata RTSM per tahun.
Anak penerima PKH Pendidikan yang berusia 7-18 tahun dan belum menyelesaikan program pendidikan dasar 9 tahun harus mendaftarkan diri di sekolah formal atau non formal serta hadir sekurang-kurangnya 85% waktu tatap muka.
Manfaat  PKH terdiri atas: (1) Meningkatkan kondisi sosial ekonomi RTSM; (2) Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RTSM; (3) Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu nifas, dan anak di bawah 6 tahun dari RTSM; (4) Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan, khususnya bagi RTSM.

Labels: